kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   -13.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.195   57,00   0,35%
  • IDX 7.898   -32,88   -0,41%
  • KOMPAS100 1.110   -7,94   -0,71%
  • LQ45 821   -5,85   -0,71%
  • ISSI 266   -0,63   -0,24%
  • IDX30 424   -3,04   -0,71%
  • IDXHIDIV20 487   -3,38   -0,69%
  • IDX80 123   -1,10   -0,89%
  • IDXV30 126   -1,56   -1,22%
  • IDXQ30 137   -1,32   -0,96%

Industri Elektronik Masih Tertekan, Permintaan Baru Pulih 70%


Minggu, 17 Agustus 2025 / 13:59 WIB
Industri Elektronik Masih Tertekan, Permintaan Baru Pulih 70%
ILUSTRASI. Industri elektronik dalam negeri masih menghadapi tekanan seiring melemahnya permintaan baik di pasar domestik maupun ekspor. ?pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/05/09/2024.


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Industri elektronik dalam negeri masih menghadapi tekanan seiring melemahnya permintaan baik di pasar domestik maupun ekspor. 

Badan Pusat Statistik mencatat output ekonomi industri barang logam, yakni komputer, barang elektronik, optik, serta peralatan listrik terhadap PDB pada 2024 mencapai Rp 355,98 triliun, naik 8,53% dibanding tahun sebelumnya. Pun dibanding lima tahun sebelumnya, angka tersebut menunjukkan peningkatan 34,14%. 

Namun, Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) Daniel Suhardiman menyebut tahun ini cukup menantang bagi industri elektronik. Ia membeberkan, tingkat permintaan industri tahun ini baru pulih sekitar 70%–80% dibandingkan tahun lalu.

Baca Juga: Kongsi Aqua Elektronik dan Electronic City Genjot Penjualan di Bulan Agustus 2025

“Permintaan domestik maupun ekspor masih belum pulih, hanya sekitar 70%–80% dari tahun lalu,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (15/8/2025).

Ia menjelaskan, penurunan permintaan diperburuk dengan harga jual produk impor, terutama dari China, yang ditekan rendah untuk menggenjot penjualan di tengah pasar global yang lesu. Kondisi tersebut menekan kinerja industri elektronik lokal di hampir semua kategori produk.

Daniel menilai, strategi bersaing dengan produsen luar negeri sangat berat. Meski pelaku usaha dalam negeri melakukan berbagai upaya, dukungan regulasi pemerintah menjadi faktor yang paling krusial.

“Yang paling penting adalah peran pemerintah mengendalikan impor barang jadi melalui mekanisme Non-Tariff Measure (NTM),” tegasnya.

Dari sisi dukungan, menurut Daniel kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang diatur lewat Perpres sudah makin jelas. Namun, sejumlah regulasi lain masih belum memiliki kepastian, seperti revisi Permendag 8/2024, penghapusan post border, hingga penetapan pelabuhan entry point.

Baca Juga: Kebutuhan Sistem Pendingin Terpadu Kian Meningkat di Hunian Modern

Daniel menyebut tren penurunan permintaan erat kaitannya dengan menurunnya daya beli masyarakat. Prospek perbaikan ke depan pun akan sangat dipengaruhi kondisi makroekonomi. “Pertumbuhan industri elektronik akan sangat tergantung pada daya beli masyarakat,” katanya.

Di samping itu, ia menilai faktor struktural seperti pertumbuhan populasi dan perkembangan perkotaan tetap menjadi pendorong permintaan produk elektronik dalam jangka panjang.

Selanjutnya: Berkaca dari Kasus Gacoan, IPOMI Himbau Anggotanya Tak Lagi Setel Musik di Bus

Menarik Dibaca: Cara Buka Blokir Facebook dengan Bantuan Pusat Dukungan,Cepat & Mudah Dilakukan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mengelola Tim Penjualan Multigenerasi (Boomers to Gen Z) Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×