Reporter: Agung Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
Sementara itu PT Kalbe Farma (KLBF) telah menggandeng sejumlah mitra strategis baik dalam negeri maupun luar negeri untuk pengembangan riset penanggulangan corona. Vidjongtius, Presiden Direktur KLBF menjelaskan upaya penanggulangan Covid-19 ini membutuhkan banyak kolaborasi dalam negeri maupun luar negeri.
"Mulai dari riset awal, uji klinis, obat, alat kesehatan, herbal, layanan laboratorium dan masih banyak lainnya," jelasnya. Bentuk kerjasama ini tidak hanya transfer teknologi tapi juga kolaborasi untuk produksi obat chloroquine dan hidrosikloroquin, masker medis, serta riset dan alat test kits laboratorium.
Baca Juga: Melihat perjalanan Sinovac mengembangkan vaksin virus corona
Vidjongitus bilang Kalbe akan terus mengupayakan penjajakan bisa didapatkan dalam tahun ini. Selain penjajakan dengan mitra luar negeri, Kalbe Farma juga menggandeng Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Gabungan Pengusaha (GP) Jamu untuk melakukan uji klinis sejumlah jamu untuk Covid-19.
Vidjongitus menjelaskan kerjasama tersebut untuk mengembangkan produk jamu dalam negeri. Hal ini dilaksanakan dengan kolaborasi bersama Akademisi, Bisnis, Government, Community (ABGC) untuk sinergi uji klinis dan mempercepat proses hasilnya. Dalam hal ini Kalbe Farma sebagai pihak yang akan menyiapkan fasilitas produksi untuk calon produknya serta lab risetnya.
Dana yang disiapkan untuk aktivitas riset yang masuk dalam pos research and develpment (R&D) ini akan menggunakan belanja modal atau capital expenditure yang telah disiapkan di awal tahun sebesar Rp 1 triliun. Kata Vidjongtius, aktivitas riset bisa berjalan dalam jangka yang lebih panjang.
Baca Juga: Penjualan Kalbe Farma (KLBF) di kuartal I 2020 tumbuh 8,01%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News