Reporter: Handoyo | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - Industri farmasi nasional terus menunjukkan kinerja yang semakin positif. Saat ini, sebesar 70% kebutuhan obat dalam negeri disuplai oleh industri farmasi dalam negeri. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, nilai pasar produk farmasi di Indonesia sekitar US$ 4,7 milIar. Jumlah ini setara dengan 27% dari total pasar farmasi di ASEAN.
Melihat raihan tersebut, Airlanggar berharap industri farmasi dapat lebih mendominasi pasar domestik dan ekspor. Apalagi, saat ini pemerintah Indonesia tengah meningkatkan akses pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Upaya ini dilaksanakan melalui program Jaminan Kesehatan Nasional yang dijalankan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk mengcover 160 juta penduduk, kata Airlangga, dalam siaran persnya, Senin (4/9).
Program JKN membutuhkan penyediaan obat dalam jumlah besar terutama obat generik. Oleh karena itu, industri farmasi dalam negeri dituntut agar menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga kompetitif.
Berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-2035, industri farmasi dan bahan farmasi merupakan salah satu sektor andalan yang berperan besar sebagai penggerak utama perekonomian di masa yang akan datang. Kementerian Perindustrian mencatat, industri farmasi berkontribusi sebesar Rp 54,4 triliun terhadap Produk Demestik Bruto (PDB) nasional dan mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 40.000 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News