Reporter: Leni Wandira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri ekonomi kreatif dan eSports dinilai memiliki potensi pertumbuhan luar biasa di tengah akselerasi ekonomi digital Indonesia.
Menyadari hal itu, PT Todak Nusantara Group memperkenalkan Todak Academy sebagai langkah konkret dalam mendorong inovasi, pengembangan talenta, dan pertumbuhan sektor digital nasional.
Baca Juga: 5 Atlet Esports Terkaya di Dunia Tahun 2025, Player MOBA Mendominasi
“Melalui Todak Academy, kami berkomitmen menjadikan kreativitas dan inovasi sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi, khususnya di industri kreatif dan gaming,” ujar Shinta Dhanuwardoyo, Direktur Utama PT Todak Nusantara Group, dalam konferensi global ke-51 International Federation of Training and Development Organization (IFTDO) di Jakarta, Selasa (17/6).
Todak Academy yang sebelumnya sukses beroperasi di Malaysia kini hadir di Indonesia, dengan fokus pada pengembangan sumber daya manusia muda di bidang gim, edukasi digital, dan industri kreatif.
Dalam sesi terpisah, Sheikh Faleigh bin Sheikh Mansor, Presiden IFTDO sekaligus Futurist Advisor PT Todak Nusantara Group, menekankan pentingnya kepemimpinan adaptif di tengah transformasi digital dan disrupsi kecerdasan buatan (AI).
Meski kompetisi global makin ketat, Todak melihat pasar game Indonesia masih sangat menjanjikan bukan hanya sebagai konsumen, tetapi juga produsen konten gim lokal yang dapat bersaing di tingkat Asia Tenggara.
Baca Juga: POCO Dukung Masa Depan Esports Indonesia: Harga Lebih Ekstrem, Gaming Lebih Jago
“Pasar Indonesia terus tumbuh. Perusahaan gim lokal belum banyak, jadi kami melihat peluang besar untuk kolaborasi regional bukan hanya Indonesia dan Malaysia, tapi kawasan Asia Tenggara. Itulah mengapa kami memakai nama Nusantara,” ujar Sheikh Faleigh.
Menurutnya, game tak lagi bisa dipandang sebelah mata sebagai sekadar hiburan anak-anak. Banyak pengembang game indie yang sukses secara global, seperti pencipta Minecraft, yang memulai dari individu.
“Game bisa jadi sumber penghasilan dolar. Ini soal mindset. Kita harus ubah stigma dan buktikan dengan hasil,” katanya.
Salah satu tantangan utama, kata dia, adalah mengubah persepsi lama, khususnya dari kalangan orang tua yang masih menganggap game sebagai kegiatan tanpa masa depan.
Untuk itu, Todak Academy mengusung pendekatan edukatif dan storytelling mengenalkan kisah sukses pengembang global kepada anak muda dan orang tua mereka.
“Yang penting bukan hanya bermain, tapi belajar membuat gim memahami desain, coding, hingga monetisasi. Dengan tools seperti Unity, AI, dan platform global, kini peluangnya semakin terbuka,” jelas Shinta.
Tak hanya fokus pada keterampilan teknis, Todak Group juga memperkenalkan KENAL, sebuah platform pengembangan diri berbasis teknologi yang menggabungkan self-awareness dan kearifan lokal.
KENAL dirancang sebagai bagian dari strategi holistik untuk membentuk SDM unggul yang tidak hanya cakap secara teknis, tapi juga kuat secara mental dan emosional.
Kolaborasi Todak dengan PT Produksi Film Negara (Persero) dan mitra strategis lainnya menandakan keseriusan perusahaan dalam membangun ekosistem ekonomi kreatif yang inklusif di Indonesia.
Baca Juga: Penjualan Nintendo Switch 2 Mencapai Rekor
“Ke depan, kami akan menjalin lebih banyak kemitraan dengan institusi dalam dan luar negeri untuk mempercepat pengembangan talenta digital Indonesia,” ujar Shinta.
Sebagai informasi, Konferensi IFTDO ke-51 menjadi forum global yang mempertemukan pemimpin bisnis, inovator, dan praktisi HR dari berbagai negara untuk membahas masa depan organisasi adaptif dan tenaga kerja di era AI dan otomasi.
Menarik Dibaca: Promo Burger Bangor Shopee Exclusive 12-30 Juni 2025, Diskonnya sampai Rp 25.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News