kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Industri gula rafinasi yakin bisnis di tahun depan bakal lebih manis


Rabu, 11 Desember 2019 / 15:51 WIB
Industri gula rafinasi yakin bisnis di tahun depan bakal lebih manis
ILUSTRASI. Suasana bongkar muat gula rafinasi untuk industri di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara (5/2). Industri gula rafinasi yakin bisnis di tahun depan akan berjalan dengan lebih baik dari tahun ini. KONTAN/Muradi/05/02/2010


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri gula rafinasi optimistis memandang potensi bisnis di tahun depan. Cerahnya prospek industri makanan dan minuman (mamin) di tahun 2020 menjadi dasar kepercayaan diri para pelaku industri ini.

Rachmad Hariotomo, Ketua Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) menyebut selama ini industri mamin memang menjadi tulang punggung bisnis bagi para pelaku bisnis gula rafinasi di dalam negeri. Nah di tahun depan, sektor industri tersebut dinilainya bakal makin bergairah.

Baca Juga: Estika Tata Tiara (BEEF) targetkan pendapatan tumbuh lebih dari 50% di 2020

Pasalnya menurut dia, tren industri mamin selalu mengalami kenaikan dai tahun ke tahun. Termasuk di tahun 2019 ini, meskipun diakuinya menemui beberapa tantangan.

Hal tersebut di antaranya dari situasi tahun politik yang terjadi di tahun ini sehingga menyebabkan pertumbuhan industri mamin sempat tersendat. 

Kondisi tersebut membuat pelaku industri cenderung menahan diri dalam berekspansi. Hal ini pun membuat permintaan gula rafinasi sempat mengendor.

Namun sejak memasuki kuartal III, pertumbuhan industri mamin disebutnya sudah mulai ngegas.

Baca Juga: Banyak pabrik tekstil gulung tikar, ini faktor penyebabnya

"Sementara di tahun depan kondisi politik diyakini akan jauh lebih kondusif sehingga pertumbuhan industri mamin bisa lebih stabil," katanya, Rabu (11/12).

Ia memperkirakan, di tahun depan pertumbuhan industri mamin bisa berada di kisaran 9%.

Sementara untuk kebutuhan gula rafinasi di tahun 2020, Rachmad memperkirakan kebutuhan gula rafinasi oleh para pelaku industri mamin akan berada di kisaran 2,9 juta ton. "Cukup stabil dari proyeksi kebutuhan di tahun ini," ungkap dia.

Di sisi lain, ia juga mengakui tren perlambatan ekonomi global juga bisa berdampak pada pertumbuhan industri mamin. Tak pelak hal ini pun menjadi tantangan yang harus dihadapi pelaku industri.

Baca Juga: Pabrik baru Softex akan beroperasi pada kuartal ketiga 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×