kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri Kemasan Menaikkan Harga Jual


Kamis, 27 Juni 2013 / 07:15 WIB
Industri Kemasan Menaikkan Harga Jual
ILUSTRASI. Wall Street ditutup anjlok dengan tiga indeks utama melemah lebih dari 1,5%


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Pelaku industri di sektor Fast Moving Consumer Goods (FMCG) harus bersiap menanggung peningkatan biaya produksi dari kenaikan harga kemasan. Pasalnya, harga produk kemasan diprediksi bakal terkerek akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan tren pelemahan nilai tukar rupiah.

Ariana Susanti, Direktur Pengembangan Bisnis Indonesia Packaging Federation (IPF) bilang, kenaikan harga BBM dan pelemahan nilai tukar membuat harga produk kemasan berpotensi naik sekitar 3% sampai 5%. “Kenaikkan bisa terjadi di awal kuartal III-2013,” katanya kepada KONTAN.

Menurut Ariana, kenaikan harga BBM bersubsidi bakal mengerek biaya distribusi bahan baku dan produk kemasan jadi. Sedangkan pelemahan nilai tukar rupiah ikut menekan industri kemasan domestik lantaran selama ini 50% bahan baku kemasan masih diimpor.

Pelemahan rupiah sejak awal 2013 membuat beban pos bahan baku meningkat 5% sampai 10%. Sehingga, “Ada beberapa produsen yang menaikkan harga untuk menjaga margin,” ujar Ariana.

Kenaikan harga BBM dikhawatirkan juga akan menurunkan permintaan produk FMCG. Imbasnya, permintaan produk kemasan ikut susut.
Untungnya, sejak dua bulan terakhir, permintaan kemasan sudah melonjak 30%-40,% mengikuti persiapan industri makanan dan minuman yang mengimbangi permintaan menjelang Ramadan dan lebaran. Karenanya, Ariana optimistis omzet industri kemasan tahun ini masih mampu tumbuh dua digit. Pada tahun lalu omzet kemasan nasional mencapai Rp 46 triliun, melebihi target sebelumnya yang hanya Rp 44 triliun.

Optimisme ini juga dirasakan oleh produsen plastik kemasan, PT Berlina Tbk (BRNA). Pada 2013, perusahaan itu mematok target pendapatan Rp 1,03 triliun. Menjelang puasa dan lebaran, mereka memacu utilisasi produksi hingga 90%.

Roberto Bernhardeta, Financial Controller Berlina bilang, perusahaan akan mengerek harga jual hingga 2% akibat kenaikan harga BBM. “Kenaikan harga bisa direalisasikan paling cepat satu bulan setelah kenaikan BBM,” ujar Roberto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×