Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan kebutuhan bahan bangunan terus meningkat seiring dengan perbaikan sektor properti dan konstruksi masa pemulihan pandemi covid 19.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (Dirjen IKMA) Kemenperin, sektor real estate dan konstruksi sebagai pengguna produksi bahan bangunan tumbuh tahun 2022 masing-masing 2,78% dan 2,81% secara tahunan atau year on year (YoY).
“Selain itu, indikasi peningkatan penggunaan bahan bangunan di Indonesia juga dapat dilihat dari struktur anggaran di RAPBN 2022, dimana infrastruktur menempati urutan ke 3 yakni mencapai Rp384,8 triliun,” kata Yedi Sabaryadi, Direktur IKM Pangan, Furnitur dan Bahan Bangunan (PFBB) Kemenperin dalam keterangan resminya, Sabtu (4/2).
Dari sisi ekspor impor, kata Yedi, kinerja ekspor barang galian non logam termasuk di dalamnya barang bangunan, meningkat pada periode tahun 2021. Namun, nilai impor industri barang galian non logam juga meningkat tajam sebesar 34,8%.
Baca Juga: BEI : Terdapat 38 Perusahaan dalam Pipeline IPO
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir nilai impor selalu lebih tinggi dari nilai ekspor, yang menandakan bahwa pasar dalam negeri masih besar yang dipenuhi dari barang-barang ekspor.
Yedi mengatakan, jika melihat peluang kontribusi IKM bahan bangunan di pasar dalam negeri, terdapat beberapa komoditas bahan bangunan yang diproduksi oleh IKM yang dapat ditingkatkan penetrasi pasarnya.
“Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh kami dari Dirjen IKMA tahun 2022, diperoleh data 5 material yang paling dominan yang digunakan diproyek infrastruktur. Material tersebut yaitu semen, krikil, batu bata, keramik, termasuk di dalamnya produk turunan bahan bangunan seperti readymix dan tulangan beton,” kata Yedi.
Dari hasil survei pada kajian tersebut, lanjutnya, IKM bahan bangunan berperan dalam pengadaan bahan bangunan pada proyek mereka.
Ia menjelaskan, pada tahun 2021 Direktoratnya mempunyai nomenklatur Direktorat IKM Pangan Barang dari Kayu dan Furniture. Kini Nomenklaturnya berubah menjadi Direktorat IKM Pangan Furniture dan Bahan Bangunan (PFBB). Perubahan ini menandakan bahwa jajarannya mendapat tugas baru untuk membina IKM bahan bangunan.
Sepanjang 2022, Direktorat IKM PFBB telah melaksanakan beberapa program yang berkaitan dengan IKM bahan bangunan.
Yedi bilang, program unggulan yang pertama adalah kajian potensi pembinaan dan pengembangan industri bahan bangunan. Secara garis besar kajian ini menghasilkan informasi material dominan yang dipakai oleh proyek pembangunan infrastruktur dan tipologi IKM bahan bangunan Indonesia sehingga menghasilkan beberapa usulan program pembinaan dari berbagai aspek strategisnya.
Upaya-upaya ini tentunya disambut baik para usahawan IKM yang tergabung dalam Himpunan Usahawan Mikro Kecil Menengah Bangunan Nasional Indonesia (HUNI).
Ketua Umum HUNI, Sudrajat mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi langkah-langkah pemerintah yang terus mendorong berkembangnya IKM bahan bangunan di tanah air. Untuk itu, seluruh anggota HUNI siap untuk berperan aktif dalam pembangunan infrastruktur maupun hunian yang menjadi proyek pemerintah maupun swasta di seluruh pelosok Indonesia.
“Sejalan dengan kebijakan pemerintah, HUNI siap berperan aktif dalam pembangunan strategis nasional dan pembangunan di berbagai daerah di Indonesia. HUNI diharapkan bisa bersinergi dengan pihak pemerintah maupun swasta di semua sektor industri maupun konstruksi dengan menyediakan tenaga konstruksi yang terampil dan bersertifikat di bidangnya,” terang Sudrajat.
Ketua Pengawas HUNI, Daniel Gilrandy Tirasbudi menambahkan, HUNI terbentuk tahun 2021 dan baru mendapatkan legitimasi yang sah dari pemerintah di tahun 2022. Untuk itu, guna menyelaraskan program organisasi dengan program pemerintah, Rakernas ini digelar.
Baca Juga: Meski Suku Bunga Tinggi, Marketing Sales Emiten Properti Tetap Seksi
“HUNI lahir dengan tujuan utama meningkatkan Sumber Daya Manusia di bidang konstruksi bangunan. Karena kita tidak ingin ke depannya hanya bahan bangunannya saja yang bagus. Material bangunan dalam negeri kita jaga kualitasnya untuk bersaing secara global, begitu juga dengan pekerjanya. Kami berharap produk bangunan yang diekspor nantinya tidak hanya bahan bangunannya, tapi juga tenaga konstruksinya,” terang Daniel.
Daniel menjelaskan, peningkatan kualitas SDM di bidang Konstruksi berperan penting dalam menggerakkan roda perekonomian nasional yang sempat terpuruk akibat pandemi. Peristiwa-peristiwa gagal konstruksi juga dapat diminimalisir jika pekerja yang terlibat dalam sebuah pembangunan sudah tersertifikasi.
“Gagal konstruksi tidak hanya merugikan dari sisi ekonomi. Nyawa juga bisa jadi taruhannya. Kami berharap HUNI nantinya jadi tolak ukur standar para pekerja konstruksi di tanah air,” pungkas Daniel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News