Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Jane Aprilyani
KONTAN.CO.ID - Tren kosmetik dalam negeri kian berkembang pesat. Hal ini jelas jadi perhatian banyak pihak khususnya Asosiasi Kontrak Manufaktur Kosmetik Indonesia (AKKMI).
Dalam acara Soft Launching dengan tema “Membangun Sinergitas Menyosong Daya Saing Global dan Pertumbuhan Ekonomi Nasional”, yang diselenggarakan di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Pusat,
Ketua AKKMI, Halim Nababan mengatakan bahwa industri kosmetik dalam negeri belakangan kian unjuk gigi. Diakui Halim, masyarakat global bahkan melihat potensi yang baik dari produk kosmetik Indonesia.
"Karena itu selaku AKKMI kami akan perkuat produsen kosmetik dalam negeri agar bisa bersaing. Sebab, sejujurnya, banyak pelaku industri luar yang melirik bahan baku alami yang digunakan para pelaku industri kosmetik kita. Dan itu kekuatan kita," ungkapnya kepada KONTAN dalam acara peluncuran AKKMI di Jakarta, Kamis (22/8).
Dalam acara peluncuran AKKMI, Halim menambahkan bahwa tonggak penting bagi AKKMI yaitu menjalankan misi untuk memperkuat dan mengembangkan industri maklon kosmetik di Indonesia melalui sinergi, inovasi, dan kolaborasi di antara para pelaku industri.
AKKMI dibentuk dengan tujuan menjadi wadah bagi perusahaan-perusahaan kontrak manufaktur kosmetik di Indonesia, termasuk OEM (Original Equipment Manufacturer) dan ODM (Original Design Manufacturer). AKKMI berperan sebagai platform kolaborasi yang memungkinkan anggotanya berbagi informasi, pengalaman, dan sumber daya untuk mencapai kemajuan bersama.
Baca Juga: Estee Lauder Mengumumkan Prospek yang Suram di 2025
Selain itu, AKKMI juga bertekad mendorong pertumbuhan industri kosmetik di Indonesia dengan memperkenalkan inovasi yang berbasis ilmu pengetahuan serta mengedepankan kearifan lokal.
Senada, menurut Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik (Deputi 2) BPOM Mohammad Kashuri potensi industri kosmetik di Indonesia sebenarnya berpeluang tumbuh dan berkontribusi ke perekonomian Indonesia. Hanya saja, tetap ada tantangan yang dihadapi.
Kashuri bilang Indonesia masih dikepung produk kosmetik luar negeri yang belum tentu aman dan bermutu untuk digunakan masyarakat. Selain itu harganya juga perlu diatur. "Ada baiknya produsen menghasilkan produk kosmetik bagus dengan harga terjangkau dan mengantongi sertifikat halal," jelasnya
Tantangan lain adalah belum lama ini tren kosmetik tematik kian dilirik masyarakat. Hal ini diakui Kashuri bisa jadi peluang untuk produsen berinovasi dan mengembangkan industri kosmetiknya.
AKKMI mengundang semua pihak yang terlibat dalam industri kosmetik untuk bergabung dan berpartisipasi aktif dalam asosiasi ini. Dengan tagline "AKKMI Bersinergi, Unggul, dan Berinovasi," AKKMI berharap dapat bersama-sama memperkuat sumber daya industri kosmetik Indonesia, khususnya dalam bidang kontrak manufaktur sehingga menjadi industri yang unggul, kompeten, dan siap bersaing di kancah global.
Baca Juga: Lima Founder Brand Lokal Kunjungi Gudang Terbesar Sociolla, Bagikan Cerita Sukses
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News