kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri mamin diprediksi tumbuh 7,5% di 2017


Kamis, 22 Desember 2016 / 12:50 WIB
Industri mamin diprediksi tumbuh 7,5% di 2017


Reporter: Handoyo, Umi Kulsum | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Sektor makanan dan minuman diproyeksikan akan tetap menjadi motor penggerak di tahun 2017 mendatang. Pemerintah optimistis perekonomian nasional akan lebih stabil dan membaik di tahun depan.

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto mengatakan, sektor makanan dan minuman (mamin) diproyeksikan tumbuh 7,5%-7,8% di 2017. Sektor mamin yang diproyeksikan akan tumbuh paling tinggi di industri non migas. Namun, proyeksi pertumbuhan tersebut masih lebih rendah ketimbang proyeksi tahun ini sebesar 8,2%-8,5%. 

Pemerintah memilih lebih realistis untuk target ke depan, meski proyeksi tersebut masih bersifat sementara. "Kontribusi makanan dan minuman sangat besar apalagi saat musim Lebaran dan Natal," kata Panggah Susanto, Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, Kamis (22/12).

Menurut pemaparan Airlangga, tahun 2016 industri pengolahan non migas diproyeksikan tumbuh dikisaran 4,67%-5% dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5%-5,3%. Sedangkan di tahun 2017, industri non mogas diproyeksikan tumbuh kisaran 5,3%-5,6% dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1%-5,4%.

Sektor industri pengolahan non migas memberikan kontribusi 17,82% terhadap total PDB nasional di kuartal III-2016. Kontribusi sektor pengolahan non migas tersebut merupakan terbesar dibandingkan dengan sektor lainnya.

Tercatat ada empat subsektor industri yang memberikan kontribusi terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB) Nasional. Misalnya, industri makanan dan minuman sebesar 33,61%, industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik sebesar 10,68%, industri alat angkutan sebesar 10,35%, serta industri kimia, farmasi dan obat tradisional sebesar 10,05%.

Dari sisi kinerja perdagangan, pada periode Januari-November 2016 ekspor industri pengolahan non migas membukukan nilai sebesar US$ 99,65 miliar, atau memberikan kontribusi 76,3% terhadap ekspor nasional yang sebesar US$ 130,65 miliar.

Kinerja impor di industri pengolahan non migas periode Januari-November 2016 tercatat sebesar US$ 97,98 miliar. "Pada Januari-November 2016 terdapat surplus neraca perdagangan sektor industri sebesar US$ 1,67 miliar," kata Airlangga.

Pada periode Januari-September 2016, investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sektor industri mencapai Rp 75,41 triliun, atau naik 19,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan investasi Penanaman Modal Asing (PMA) sektor industri mencapai US$ 13,09 miliar atau naik 53,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×