kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri manufaktur melirik peluang dari fasilitas GSP Amerika Serikat


Selasa, 03 November 2020 / 18:50 WIB
Industri manufaktur melirik peluang dari fasilitas GSP Amerika Serikat
ILUSTRASI. Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah memperpanjang fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) bagi Indonesia.


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah memperpanjang fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) bagi Indonesia pada 30 Oktober 2020. GSP merupakan fasilitas pembebasan bea masuk yang diberikan AS dalam rangka meningkatkan akses pasar bagi negara-negara berkembang.

Keputusan AS itu disambut positif Rizal Rakhman, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API). Ia menlihat, AS sangat penting dan strategis bagi pasar tekstil dan garmen. "AS melihat Indonesia menjadi mitra strategis soal ekspor tekstil, dengan sentimen negatif ke China," sebutnya kepada Kontan.co.id, Selasa (3/11).

Namun demikian, menurut Rizal, adanya GSP belum terlalu signifikan bagi industri tekstil dan garmen karena jumlah yang masuk list tidak banyak. Namun fasilitas GSP ini dianggap mampu membangun atmosfer yang positif untuk Indonesia, sehingga dipandang sebagai mitra strategis bagi AS.

Baca Juga: Dubes Indonesia untuk AS targetkan pemanfaatan GSP dapat meningkat 300% dalam 4 tahun

Hal senada juga disampaikan Anne Patricia Sutanto, Wakil Direktur Utama PT Pan Brothers Tbk (PBRX). "Bahwa tekstil Indonesia bisa kompetitif secara produk jadi, juga kami showcase benefit dari berkolaborasi dengan tekstil indonesia. Dimana negara kita bisa impor kapas dari AS dan mengirimkan kembali dalam bentuk pakaian jadi ke sana," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (3/11).

Sekadar informasi, PBRX juga diketahui mengekspor produk garmen dalam jumlah besar ke benua Amerika. Pada kuartal ketiga tahun ini, jumlah ekspor ke wilayah tersebut mencapai 30% atau sekitar US$ 158,48 juta. Tak hanya garmen, PBRX juga memperluas penjualan pakaian alat pelindung diri (APD) medis ke luar negeri.

Dari sisi industri mebel, Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mengatakan, AS menjadi destinasi pasar ekspor besar mebel Indonesia yang setiap tahunnya menyumbang US$ 700 juta sampai US$ 800 juta. Fasilitas GSP ini sangat baik apalagi pertumbuhan konsumsi mebel disana tinggi.

Pasar furnitur AS sangat berkembang dengan tren pertumbuhan yang meningkat tiap tahunnya, apalagi tren desain mebel disana sangat tinggi karena setiap tahun dapat berganti. Jika tidak ada pandemi, HIMKI memproyeksikam pertumbuhan ekspor mebel ke negeri Paman Sam mencapai 10%-15% di tahun ini. Lantaran pandemi, tampaknya sulit mencapai pertumbuhan tersebut.

Selanjutnya: GSP diperpanjang, Indonesia akan tawarkan LTD untuk tembus perdagangan US$ 60 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×