Reporter: Agung Hidayat | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Banyak momentum yang dapat dimaksimalkan industri minuman di pertengahan pertama tahun ini. Beberapa diantaranya jelang ajang pemilihan umum (pemilu) dan lebaran.
Ketua Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim), Triyono Pridjosoesilo mengatakan progress pertumbuhan industri ini sudah positif di tahun 2018 kemarin, dimana pada tahun 2017 sebelumnya sempat negatif. "Di 2018 pertumbuhannya positif di bawah 2%," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Jumat (1/2).
Lebih lanjut Triyono berharap perkembangan yang positif ini dapat terus berlanjut di 2019. Khususnya dengan momen lebaran dan pemilu yang diproyeksikan bakal mendorong permintaan minuman ringan di tengah masyarakat.
Berkaca pada lima tahun lalu, Triyono menyebutkan industri ini setidaknya mampu tumbuh dobel digit, hingga akhirnya beberapa tahun belakangan ini selalu single digit. Ekspektasi asosiasi di tahun ini permintaan minuman ringan dapat naik diatas pertumbuhan rata-rata tahun 2018 kemarin.
"Kalau bisa 5%-6% saya lihat sudah baguslah," kata Triyono. Adapun tantangan di periode ini lebih ke arah tradr war, dimana Asrim mewaspadai pengaruhnya pada ekonomi makro dalam negeri yang nantinya berdampak pada daya beli masyarakat.
Terkait investasi, menurut asosiasi belum terjadi kenaikan yang signifikan, apalagi kebanyakan masih diisi oleh perusahaan lama yang melihat potensi jangka panjang, jadi belum ada yang berasal dari investasi baru. Untuk itu industri akan wait and see dan berharap gelaran pemilu berjalan damai dan stabil sehingga mempengaruhi decision untuk menanam investasi di Indonesia.
Sementara itu dikabarkan bahwa korporasi besar seperti, Coca Cola bakal menambah investasi lagi di Indonesia. Hal tersebut tersiar usai Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melakukan pertemuan dalam rangkaian acara 2019 World Economic Forum Annual Meeting di Davos, Swiss bulan lalu.
Perbincangan dengan Coca-Cola, katanya, korporasi itu ingin melakukan lebih banyak diversifikasi produk. Salah satu yang mereka lihat sangat potensial di Indonesia adalah minuman kopi.
Menurut Kemenperin hingga saat ini, PT Coca-Cola Amatil Indonesia telah menyerap tenaga kerja lebih dari 11.000 orang, dengan nilai investasi selama lima tahun dari 2012 hingga 2017 mencapai US$ 445 juta. Perusahaan ini juga berencana meningkatkan investasinya hingga US$ 300 juta sampai tahun 2020.
Selain persoalan investasi, pelaku industri ini juga terus mengembangkan produk baru untuk tetap eksis di pasar. Seperti yang dilakoni, PT Singa Mas Indonesia (SMI), anak usaha Charoen Pokphand Group yang terkenal dengan brand minuman Fiesta.
Menurut Relations & Marketing Event Manager SMI, Santo Kadarusman, momen pemilu berpotensi mengerek penjualan minuman. Untuk itu selain mengambil ceruk tersebut, perseroan juga berusaha menambah portofolio produk.
"SMI setiap tahun nya memang punya rencana mengeluarkan produk baru 3-5 produk. Awal tahun ini juga kami baru keluar Fiesta Black Tea rasa Apel," katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (1/2). Dalam menyambut pesta demokrasi ini, SMI membidik peningkatan 10% hingga 15% ketimbang bulan-bulan biasanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News