kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45894,51   -1,03   -0.12%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri mobil berbondong-bondong incar pasar ekspor


Senin, 22 Oktober 2018 / 16:31 WIB
Industri mobil berbondong-bondong incar pasar ekspor
ILUSTRASI. PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC)


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peta jalan atau roadmap Industri 4.0 yang dicanangkan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong industri otomotif berkegiatan ekspor.Para produsen mobil tengah mengusahakan pelebaran segmen bisnis ekspornya. 

PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) misalnya, menargetkan pada tahun 2022 ekspor mobilnya berada dikisaran angka 83.500 unit. Seiji Itayama, President Director SIM cukup optimis lantaran posisi Indonesia di mata prinsipal Suzuki telah menjadi pilar ketiga basis produksi kendaraan brandnya di dunia.  "Maka dari itu kami investasi di litbang dan usahakan ada transfer teknologi dari Jepang ke Indonesia," ujarnya, Senin (22/10).

Sampai saat ini SIM berusaha memaksimalkan volume ekspor dan mencari negara tujuan baru. Seiji mengatakan bahwa salah satu pasar ekspor baru yang bakal dimasuki perseroan ialah Meksiko. Sebenarnya selama ini regional Amerika Latin menyumbang porsi ekspor kisaran 47%, SIM berharap di 2020 porsi regional tersebut dengan penambahan negara tujuan baru akan meningkat menjadi 50%. 

Mengintip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sampai September 2018, total penjualan ekspor Suzuki baik CKD dan CBU ialah 47.122 unit.

Jumlah tersebut tumbuh sekitar 4% year on year (yoy), dimana pada periode yang sama tahun lalu ekspor Suzuki hanya 45.320 unit. Sedangkan total ekspor selama 2017 kemarin tercatat mencapai 63.568 unit, dimana 55% penjualan disumbang oleh mobil CKD.

Bicara soal CKD, SIM mengatakan jenis mobil LCGC Karimun Wagon produksinya cukup laku di pasar Pakistan. Hal ini menjadi salah satu potensi yang bakal digarap maksimal oleh perusahaan.

Sementara itu, Fransiscus Soerjopranoto, Executive General Manager Toyota Astra Motor (TAM) mengatakan negara tujuan ekspor perusahaannya cukup beragam. Dimana saat ini perseroan sudah mengekspor ke lebih dari 80 negara di Asia, Afrika, Karibia, Amerika Latin, dan negara timur tengah.

"Ekspor mobil ke negara lain sebeneranya konsepnya mirip dengan yang ada disini, yaitu dimana ada demand tentu bisa kami supply. Jadi apabila ada kebutuhan, tentu akan kami isi selama memungkinkan," terangnya kepada Kontan.co.id, Senin (22/10).

Untuk memulai ekspor, menurut Fransiscus bukan tanpa tantangan, perusahaan harus betul-betul paham kebutuhan negara tujuan ekspor. Selain soal demand, perusahaan juga berhadapan dengan regulasi pemerintah di tempat tujuan ekspor yang tentu memiliki kebijakan tersendiri.

Meski demikian, semua itu tak menjadi halangan bagi Toyota untuk terus meningkatkan ekspor kendaraannya. "Target kami yang utama sebenarnta menyeimbangkan demand dengan supply. Jadi ketika ada kebutuhan, maka akan kami isi," sebut Fransiscus.

Mengulik data ekspor Gaikindo, sampai September 2018 penjualan luar negeri Toyota mencapai 101.171 unit. Merek Toyota digadang-gadang sebagai pengekspor terbesar untuk kendaraan utuh di tingkat nasional, dimana porsinya mencapai 80% dari total ekspor mobil Indonesia.

Jika kedua brand mobil tadi sudah mulai eksis bermain di ranah ekspor, sementara Honda mulai melirik potensi penjualan ke luar negeri. Jonfis, Marketing & After Sales Service Director Honda Prospect Motor (HPM) mengatakan memang ada rencana untuk ekspor Honda Brio terbaru.

Hanya saja kapan dan bagaimana, Jonfis belum dapat membagi detilnya saat ini. "Hanya itu yang dapat kami informasikan saat ini, namun untuk ekspor kami sudah ada dengan komponen yang (nilai ekspor) tahun lalu nilainya Rp 9,5 triliun," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Senin (22/10).

Sebelumnya Honda hanya melakukan ekspor CBU untuk model Freed sejak 2009 lalu, dan berhenti 2016, saat produk tersebut tak lagi diproduksi lokal. Pascapenyetopan itu, Honda hanya melakukan kegiatan ekspor buat komponen saja.

Sejak pertama diluncurkan pada 2012, Honda Brio sampai sekarang sudah terserap pasar lebih dari 246.000 unit di Indonesia. Selain di Tanah Air, mobil kota (city car) Honda itu juga dijual di beberapa negara di dunia. Beberapa negara yang menjual Brio, yaitu Tunisia, Bhutan, Nepal, India, Thailand, Bangladesh, Filipina, Kenya, Mauritus, hingga Afrika Selatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×