Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Handoyo .
Pada fase pertama, Hyundai Motor sudah membangun pabrik pembuatan mobil yang berlokasi di Jawa Barat dan akan mengekspor setidaknya 50% dari total produksi.
Lalu pada fase kedua, Hyundai Motor akan fokus pada pengembangan pabrik pembuatan mobil listrik, pabrik transmisi, pusat penelitian dan pengembangan (R&D center), serta pusat pelatihan. Hyundai Motor juga berkomitmen akan menambah kapasitas ekspor hingga 70% dari total produksi.
“Hyundai masuk kemudian LG masuk dan ada rencana Tesla mau masuk juga ini sinyal positif. Investasi yang besar-besar masuk artinya memperlihatkan perbaikan kebijakan pemerintah, diberikan insentif untuk investasi,” kata Yuliot.
Sementara itu, LG Energy Solution Ltd bekerja sama dengan konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana akan merealisasikan investasi sebesar US$ 9,8 miliar, atau sekitar Rp 142 triliun.
Adapun Kepala BKPM Bahlil Lahadalia telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan LG Energy Solution di Seoul, Korea Selatan pada tanggal 18 Desember 2020 lalu. MoU berisi tentang kerjasama proyek investasi raksasa dan strategis di bidang industri sel baterai kendaraan listrik terintegrasi dengan pertambangan, peleburan (smelter), pemurnian atau refining serta industri prekursor dan katoda.
“Komitmen dengan LG ini sudah ada MoU-nya, jadi ini semakin realistis, tinggal merealisasikan investasinya lalu mulai beroperasi,” ujar Yuliot.
Yuliot menegaskan konsep investasi industri mobil listrik dari hulu ke hilir yang dicita-citakan oleh pemerintah akan menyerap banyak tenaga kerja. Dus, hal ini bisa mendukung pertumbuhan ekonomi di massa mendatang.
Selanjutnya: Awal tahun baru, diskon Honda Forza capai Rp 12,1 juta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News