kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.035.000   26.000   1,29%
  • USD/IDR 16.445   1,00   0,01%
  • IDX 7.886   84,28   1,08%
  • KOMPAS100 1.105   15,66   1,44%
  • LQ45 799   5,45   0,69%
  • ISSI 270   3,79   1,42%
  • IDX30 414   3,13   0,76%
  • IDXHIDIV20 481   3,65   0,76%
  • IDX80 121   0,81   0,67%
  • IDXV30 133   1,45   1,10%
  • IDXQ30 134   1,23   0,93%

Industri Pariwisata Masih Tumbuh per Juli 2025, ASITA Beberkan Tantangan ke Depan


Rabu, 03 September 2025 / 16:05 WIB
Industri Pariwisata Masih Tumbuh per Juli 2025, ASITA Beberkan Tantangan ke Depan
ILUSTRASI. Wisatawan berkunjung di Pantai Echo Canggu, Badung, Bali, Senin (1/9/2025). Menurut Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali I Putu Winastra mengatakan antusias wisatawan mancanegara masih tinggi untuk ke Bali dan situasi pariwisata masih kondusif pasca terjadi aksi unjuk rasa yang berakhir ricuh pada Sabtu (30/8). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nz


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sektor pariwisata masih mencatat tren positif hingga akhir Juli 2025. Namun ke depan, industri ini masih menghadapi beragam tantangan. Apalagi dengan maraknya aksi massa di Tanah Air.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisata mancanegara (wisman) pada Juli 2025 naik 13,01% secara tahunan (YoY) menjadi 1,48 juta kunjungan. Secara kumulatif sejak awal tahun jumlahnya tembus 8,53 juta kunjungan, tumbuh 10,04% YoY. Sementara itu, perjalanan wisata domestik kumulatif Januari–Juli tumbuh 19,25% YoY menjadi 713,98 juta perjalanan.

Ketua Umum Asosiasi Biro Perjalanan dan Wisata Indonesia (ASITA) Budi Ardiansjah mengaku tren tersebut relatif sejalan dengan kondisi di lapangan.

"Di pertengahan tahun memang terjadi kenaikan kunjungan wisman ke Indonesia, terutama dari Australia dan China, meskipun destinasi yang dikunjungi masih terpusat di Bali," kata Budi kepada Kontan, Rabu (3/9/2025).

Baca Juga: Pariwisata RI Melejit: 1,48 Juta Wisman Juli 2025

Lebih lanjut, Budi bilang segmen leisure masih menjadi pendorong utama. Namun, ke depan ia berharap segmen MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) dapat lebih berkembang karena mampu mendorong mass tourism. 

"Memang tidak semua daerah memiliki venue yang memadai, tapi saya yakin ada kenaikan seiring beberapa event internasional yang diselenggarakan," jelasnya.

Masih hadapi tantangan

Namun, tren positif dari sisi kunjungan dan perjalanan pariwisata rupanya tak langsung mendorong kinerja pelaku usaha secara signifikan. Budi mengaku dampak positif gelombang pariwisata ini tertahan sejumlah hal, termasuk beban pajak yang berisiko kian diperparah dengan polemik royalti. Dus, beban operasional berisiko membengkak. 

Di luar itu, sejumlah faktor lain turut menekan margin. Misalnya di beberapa daerah, kelangkaan BBM masih menjadi kendala dalam operasional perjalanan. Selain itu, menjamurnya biro perjalanan liar yang tidak terdaftar menambah kompleksitas persaingan. 

Industri baru-baru ini juga dihadapkan pada sentimen negatif dari luar negeri. Gelombang aksi massa yang berujung anarkis beberapa hari terakhir membuat sejumlah negara mengeluarkan travel warning ke Indonesia. 

"Ini berpotensi merugikan citra pariwisata Indonesia dan bisa menurunkan jumlah kunjungan. Kita harus bisa menyampaikan pesan bahwa Indonesia masih aman untuk dikunjungi," sebut Budi.

Baca Juga: Rata-Rata Lama Tamu Menginap di Hotel versi BPS: Bali vs Jakarta

Sebagai langkah antisipasi, Budi menilai perlu kembali digencarkan promosi tepat sasaran, baik melalui sales mission maupun kampanye internasional. Jika situasi dalam negeri kembali kondusif, ASITA harap pada Oktober bisa terjadi rebound," jelasnya.

Untuk prospek hingga akhir tahun, Budi optimistis industri pariwisata tetap tumbuh dibanding tahun sebelumnya. Ia memperkirakan pertumbuhannya dapat mencapai 15% sepanjang 2025.

"Selama kondisi stabil, tren pertumbuhan masih akan berlanjut," tandasnya.

Selanjutnya: Jangan Minum Es Teh Setelah Makan ya, Ini Dampaknya Kata Ahli

Menarik Dibaca: Jangan Minum Es Teh Setelah Makan ya, Ini Dampaknya Kata Ahli

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×