Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pelayaran menyongsong tahun 2022 dengan optimistis, meski masih diliputi ketidakpastian karena pandemi Covid-19 belum juga berakhir.
Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan sepanjang dua tahun pandemi ini, sektor pelayaran nasional mengalami tekanan yang sangat berat.
Kondisi di tahun depan pun masih dibayangi dengan ketidakpastian terlebih karena munculnya Varian Omicron yang telah memasuki Indonesia.
“Namun selama penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional berjalan sesuai harapan, kita yakin pelayaran nasional mungkin akan lebih baik di tahun depan,” katanya, Kamis (23/12/2021).
Baca Juga: INSA: Ongkos pengangkutan pengiriman internasional masih akan tinggi di 2022
Seperti diketahui, kinerja pelayaran tertekan hingga minus 21% karena pandemi. Hal ini disebabkan karena penurunan arus kapal 3%, penurunan arus barang 14%, penurunan arus petikemas 11% dan penurunan yang paling dalam terjadi pada arus penumpang sebesar 57%.
Penurunan arus barang terjadi pada awal-awal pandemi saat banyak industri manufaktur menghentikan produksinya. Untuk muatan ekspor-impor komoditi dengan peti kemas, DPP INSA prihatin atas kondisi kelangkaan kontainer.
“Kami prihatin dengan yang dialami oleh para eksportir kita yang mengalami kelangkaan peti kemas, serta meningkatnya freight internasional sebagai akibat bola salju pandemi yang memaksa terjadinya lockdown di berbagai negara, blank sailling dan kongesti di banyak pelabuhan dunia,” tuturnya.
INSA terus berkoordinasi bersama pemerintah termasuk dengan MLO untuk mencarikan solusi terbaik bagi eksportir nasional dalam upaya menjadikan Indonesia negara pengekspor yang besar.
Baca Juga: Kelangkaan kontainer bisa menahan laju linerja sektor manufaktur
Sejauh ini armada pelayaran nasional anggota INSA berupaya terus melakukan repositioning kontainer eks impor milik MLO yang beredar di berbagai pelabuhan Indonesia dengan mekanisme free use untuk mencukupi ketersediaan peti kemas ekspor.
Namun di tengah tantangan tersebut ekspor Indonesia tetap moncer. Sepanjang Januari-November 2021 nilai ekspor Indonesia menembus US$ 209,16 miliar. Nilai ekspor ini merupakan yang tertinggi dalam sejarah Indonesia.
Carmelita menuturkan, catatan gemilang nilai ekspor ini menunjukkan daya saing produk Indonesia masih lebih baik jika dibandingkan negara lainnya meski Indonesia masih dihadapkan sejumlah tantangan.