kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

INSA: Ongkos pengangkutan pengiriman internasional masih akan tinggi di 2022


Senin, 13 Desember 2021 / 21:15 WIB
INSA: Ongkos pengangkutan pengiriman internasional masih akan tinggi di 2022
ILUSTRASI. Ketua Umum Indonesian National Shipowners' Association (INSA) Carmelita Hartoto. Kontan/Ratih Waseso - INSA tak permasalahkan mengenai Dwelling time


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua umum Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto memproyeksikan pada 2022, pengiriman internasional masih akan terbebani ongkos pengangkutan (freight) yang tinggi karena terbatasnya space atau kapal akibat pandemi yang berlarut-larut.

Sedangkan untuk kondisi logistik di dalam negeri, Carmelita menilai, seiring dengan pemulihan ekonomi, tahun depan diprediksi akan lebih baik dari tahun ini.

Perihal kabar mengenai sistem floating booking space yang sedang hangat dibicarakan saat ini, Carmelita menjelaskan, sejak dahulu sampai dengan sekarang sistem booking di dalam negeri selalu floating, tidak ada yang fix sebagaimana booking untuk international trade.

Baca Juga: Kinerja Terus Mengembang, Harga Saham Emiten Pelayaran Kian Berkibar

Pada International trade dapat dilakukan fix booking oleh eksportir-eksportir besar yang punya sustainable shipment dan mengikat kontrak.

"Sedangkan pengiriman domestik (domestic shipment) dari dulu sampai sekarang tidak ada yang fix, selalu floating.  Jadi tidak ada yang berubah dalam sistem booking untuk domestik trade. Memang, ada beberapa shipper yang berkontrak untuk mendapatkan ongkos angkut yang tetap atau fix, namun tidak  menjamin volume. Jadi tidak ada denda dead freight," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (13/12).

Kedua sistem tersebut yakni floating booking dan fix booking, memiliki keuntungan dan kerugian. Carmelita menjelaskan, sistem fix, shipper mendapatkan keuntungan dari freight yang tetap. Namun kerugiannya, harus membayar dead freight bila tidak ada muatannya atau muatan tidak mencukupi.

Sedangkan, floating booking, tidak ada jaminan freight yang tetap namun juga tidak ada denda atau dead freight bila tidak ada muatannya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×