kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Industri Pengalengan Ikan Kekurangan Bahan Baku


Jumat, 24 Januari 2014 / 07:22 WIB
Industri Pengalengan Ikan Kekurangan Bahan Baku
ILUSTRASI. Anime Adventures Code September 2022 (Roblox), Klaim Beragam Hadiah Gratis!


Reporter: Handoyo | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Industri pengalengan ikan mengeluhkan seretnya pasokan bahan baku ikan dari tangkapan nelayan domestik. Alhasil, kapasitas produksi terpakai atawa utilisasi industri pengalengan ikan susut menjadi hanya 20% dari total kapasitas terpasang.

Hendri Sutadinata Ketua Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia (Apiki) mengatakan, sudah sebulan terakhir pasokan ikan untuk bahan baku industri pengalengan sangat terbatas. "Tidak ada pilihan lain, suplai ikan harus dipenuhi dari impor," ujar Hendri, Kamis (23/1).

Dalam kondisi normal, kata Hendri utilisasi industri pengalengan ikan rata-rata sekitar 60%. "Selama ini industri pengalengan ikan tidak pernah berproduksi dengan kapasitas penuh," katanya.

Saat ini, kapasitas terpasang industri pengalengan ikan domestik mencapai lebih dari 750.000 ton per tahun. Rinciannya, kapasitas produksi industri pengalengan berbahan baku ikan tuna 400.000 ton per tahun, dan sebanyak 350.000 ton per tahun adalah kapasitas produksi industri pengalengan ikan berbahan baku ikan lemuru (tongkol).

Agar operasional pabrik pengalengan tidak terganggu, Apiki berharap pemerintah tak mempersulit impor bahan baku ikan. Beberapa negara utama asal impor ikan lemuru atau tongkol ialah Cina, India, dan Jepang.

Dibandingkan dengan ikan lokal, harga ikan impor lebih tinggi. Bila rata-rata harga ikan lemuru impor dibanderol Rp 8.000 per kilogram (kg) hingga Rp 9.000 per kg, harga lemuru lokal sekitar Rp 7.000 per kg. "Tetapi sekarang tidak ada barangnya," ujar Hendri.

Musim paceklik pasokan ikan ini diperkirakan berlangsung sampai bulan Februari mendatang. Untuk mengatasi masalah ini, Apiki telah berkomunikasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk memecahkan masalah ketersediaan bahan baku ikan.

Tarmizi AJ, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Anambas, Kepulauan Riau, membenarkan cuaca buruk menyebabkan hasil tangkapan nelayan menyusut. "Nelayan dengan kapal di bawah 5 gros ton pasti terganggu," terang Tarmizi.

Cuaca buruk ini juga mengakibatkan harga ikan ikut melambung. Tarmizi mencontohkan, bila waktu normal harga ikan tongkol dengan ukuran 1,5 kg dijual dengan harga Rp 20.000 per ekor, kini naik jadi Rp 40.000 per ekor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×