kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.327.000   -23.000   -0,98%
  • USD/IDR 16.635   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.117   -154,57   -1,87%
  • KOMPAS100 1.129   -18,19   -1,59%
  • LQ45 825   -3,57   -0,43%
  • ISSI 283   -7,10   -2,45%
  • IDX30 433   -0,85   -0,20%
  • IDXHIDIV20 501   2,69   0,54%
  • IDX80 126   -1,00   -0,79%
  • IDXV30 137   0,20   0,15%
  • IDXQ30 139   0,50   0,36%

Industri Pengalengan Ikan Tertekan Akibat Minimnya Pasokan Bahan Baku


Senin, 27 Oktober 2025 / 19:57 WIB
Industri Pengalengan Ikan Tertekan Akibat Minimnya Pasokan Bahan Baku
ILUSTRASI. Buruh di pabrik pengalengan ikan CV Pasific Harvest sedang mengolah ikan sarden Foto: KOMPAS.COM/Ira Rachmawati


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pengalengan ikan tengah menghadapi tantangan berat akibat keterbatasan pasokan bahan baku di dalam negeri. 

Ketua Umum Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia (APIKI), Hendri Sutandinata, mengungkapkan bahwa pasokan ikan lemuru, salah satu bahan baku utama untuk pengalengan tahun ini sangat terbatas sehingga harga naik hingga dua kali lipat.

“Dari sebelumnya hanya sekitar Rp 7.000–8.000 per kilogram, sekarang sudah mencapai Rp 14.000–15.000 per kilogram,” ujarnya kepada Kontan, Senin (27/10/2025).

Baca Juga: Dukung Hilirisasi Perikanan, KKP Gencar Kenalkan Ratusan Produk Olahan Ikan

Kondisi tersebut membuat kapasitas produksi pabrik berkurang minimal 25%. Namun, harga jual produk tidak bisa dinaikkan secara signifikan karena daya beli masyarakat tengah melemah.

Selain masalah pasokan dalam negeri, industri juga menghadapi tekanan di pasar ekspor. 

Hendri menjelaskan bahwa tren permintaan tuna kaleng ke Amerika Serikat mengalami penurunan akibat kebijakan tarif oleh pemerintahan Donald Trump. 

Sementara itu, tujuan utama ekspor tuna kaleng Indonesia meliputi Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah, dan Jepang.

Baca Juga: Koperasi Desa Digerakkan, Ikan Jadi Salah Satu Sumber Protein Utama Masyarakat

APIKI berharap pemerintah dapat mempermudah perizinan impor ikan dan menyesuaikan kuota impor dengan kebutuhan industri. 

“Ikan lokal tidak bisa dijamin ketersediaannya setiap saat. Jika pasokan dalam negeri minim dan izin impor sulit, maka banyak pabrik yang terancam tutup dan akan banyak PHK,” tegas Hendri.

Dengan kondisi tersebut, pelaku industri berharap adanya langkah cepat dari pemerintah untuk menjaga keberlanjutan operasional dan melindungi tenaga kerja di sektor pengalengan ikan nasional.

Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) Garap Proyek Tambak Budidaya Ikan Nila Salin Senilai Rp 238,86 M

Selanjutnya: Penurunan Bunga KPR Dapat Berdampak Positif Bagi Kinerja Asuransi Properti

Menarik Dibaca: Awas Hujan Ekstrem di Provinsi Ini, Cek Peringatan Dini Cuaca Besok (28/10) dari BMKG

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×