Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Harga minyak dunia terus berfluktuasi sepanjang tahun 2015. Trenya memang menuju penurunan yang cukup tajam. logikanya dengan penurunan ini memang banyak juga sektor industri yang meraup laba yang tinggi. Apalagi yang membutuhkan minyak sebagai komponen utama produksi.
Mengutip data dari Bloomberg, Senin (14/12) pukul 15.15 WIB harga minyak kontrak pengiriman Januari 2016 di New York Merchantile Exchange menukik 0,39% ke level US$ 35,48 per barel. Level ini merupakan level terendah sejak 2009 silam. Sedangkan Desember 2014 lalu masih mencapai US 59,97 per barel.
Menurut Wakil Ketua Asosiasi Industri Aromatika, Olefin dan Plastik (Inaplas) Budi Susanto Sadiman, dengan adanya penurunan minyak dunia pasti ini memang sangat berdampak biaya pokok produksi. Industri petrokimia seperti plastik juga tentunya terimbas.
”Kalau bicara industri plastik, tentunya berpengaruh. Karena Nafta (bahan baku industri plastik, Red) juga menggunakan minyak,” kata Budi kepada KONTAN, Senin (14/12).
Biasanya, dengan penurunan harga minyak dunia ini akan menggiring harga polymer bahan baku plastik yang juga akan turun. Namun harga plastik juga belum mengalami penurunan tapi tidak banyak.
”Biasanya penurunan dari harga jual plastik tidak mengalami penurunan secara liner,” kata Budi.
Budi mencontohkan jika penurunan minyak seperti sekarang turun hanya 10%, pengaruhnya paling penurunan harga plastik hanya sebesar 2%.
Hal ini disebabkan faktor lain seperti kurs Rupiah terhadarp dollar serta bahan baku produksi lainya yang mayoritas yang diharuskan mengimpor.
”Belum lagi kalau permintaanya turun, mereka juga sulit untuk menurunkan harga,” Imbuh Budi. Budi menjelaskan penurunan permintaan plastik untuk domestik sendiri menurun cukup derastis dibandingkan tahun 2014.
Tercatat penurunan permintaan bisa mencapai 20% jika dibandingkan November tahun 2014. Budi menjelaskan, biasanya permintaan plastik sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang kini sudah mulai meningkat.
Selain itu di 2016 Budi memprediksi pasar industri plastik akan semakin membaik. Karena konsumsi masyarakat sudah membaik, serta belanja pemerintah yang juga mulai berjalan. ”Mudah-mudahan government spending tidak telat seperti tahun ini. Prediksi saya pertumbuhanya diatas 5,5%,” Imbuh Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News