Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Tingginya minat sejumlah merek China ke pasar Indonesia membuka peluang pertumbuhan bagi industri pusat belanja.
Berdasarkan riset Colliers Indonesia, per kuartal III-2025 okupansi ritel di Jakarta tumbuh tipis menjadi 74,7% dari posisi 74,4% pada kuartal III-2024.
Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto, mengatakan, masuknya merek-merek asal China, seperti Chagee dan Oh!Some yang kini eksis di kalangan muda, menjadi pendorong utama.
Baca Juga: Pacu Penjualan Digital, Watsons Indonesia Siapkan Program Promo 9.9
Ia membeberkan, sejumlah merek China kini juga tengah agresif mencari lokasi di Jakarta.
“Kami di Colliers membantu beberapa brand China untuk masuk dan ekspansi ke mal Jakarta. Jumlahnya bukan hanya satu, tapi beberapa yang sedang mencari lokasi strategis,” sebut Ferry, dikutip Jumat (3/10/2025).
Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) juga mencermati hal serupa.
Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja menyebut, fenomena agresivitas merek-merek global, termasuk China, bahkan berpotensi menjadi pendorong utama peningkatan okupansi mal sekaligus memperkaya pilihan belanja bagi masyarakat.
Ia menjelaskan, ekspansi merek global pada dasarnya membawa manfaat ganda. Selain meningkatkan tingkat hunian pusat belanja, juga memberikan konsumen akses terhadap lebih banyak pilihan merek dan produk.
Baca Juga: Ritel Asal China Ekspansi di Indonesia, Buka Gerai Hapimart di ITC Kuningan
Lebih lanjut, ia bilang pusat belanja pada dasarnya identik dengan gaya hidup, terutama di kota besar. Maka dari itu, pusat belanja perlu selalu memperbaharui diri dengan menghadirkan merek ritel.
“Bukan hanya lokal, tetapi juga global yang pertumbuhannya jauh lebih cepat,” terang Alphonzus kepada Kontan, Jumat (3/10/2025).
Ia mengaku pertumbuhan merek global kini tidak lagi terbatas di kota besar. Beberapa di antaranya bahkan mulai menembus pasar kota tier 2 dan tier 3 di luar Pulau Jawa.
Agresivitas ekspansi merek global ini, menurutnya, bakal membantu pemerataan pertumbuhan industri ritel. Dus, pertumbuhan pusat belanja tak cuman terpusat di Jabodetabek.
Alphonzus menyebut merek asing yang masuk sebagian besar berasal dari kategori menengah, yang memang sesuai dengan dominasi kelas menengah di Indonesia.
Baca Juga: Bisnis Ritel Butuh Stimulus untuk Melaju
Dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil, produk-produk tersebut dapat banyak diserap dengan baik oleh pasar.
Secara keseluruhan, dengan makin banyaknya merek asing yang membuka toko di Indonesia, Alphonzus memperkirakan tingkat okupansi pusat perbelanjaan secara nasional pada 2025 bakal berada dalam kisaran 80%–85%.
Selanjutnya: Rupiah Menguat dalam Sepekan, Ini Deretan Sentimennya
Menarik Dibaca: Promo Hypermart Beli Banyak Lebih Hemat 3-9 Oktober 2025, Kecap Bango Beli 2 Rp18.900
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News