Reporter: Gloria Haraito | Editor: Test Test
JAKARTA. Pemilihan Umum (Pemilu) yang berlangsung sukses tahun ini membuat Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) optimistis kondisi ekonomi tahun depan akan membaik. Praktis ini akan mendongkrak daya beli masyarakat.
Aprindo memprediksi tahun depan pendapatan industri ritel bisa tumbuh 15%. Pertumbuhan ini seiring dengan laju inflasi serta kenaikan harga bahan baku dan energi yang membuat pemain ritel akan menyesuaikan harga jual. "Untuk mencapai target ini, pemain harus memfokuskan segmennya," terang Ketua Harian Aprindo, Tutum Rahanta kepada KONTAN, beberapa hari lalu.
Sementara hingga akhir tahun nanti, Aprindo yakin pendapatan industri ritel bisa mencapai Rp 80 triliun. Jumlah ini naik 14,2% dari pendapatan industri ritel tahun 2008 yang sebesar Rp 70 triliun.
Tutum mengatakan, sebetulnya krisis finansial global mempengaruhi industri ritel hingga semester satu tahun ini. "Karena, hal ini menyebabkan kalangan berduit yang tadinya berbelanja kebutuhan gaya hidup, jadi berpikir dua kali," ujar Tutum. Ketimbang bergaya, sebagian besar konsumen lebih memilih memenuhi kebutuhan pokoknya lebih dulu.
Beruntung Pemilu yang berlangsung April sampai Juli 2009 silam menjadi tantangan sekaligus berkah tersendiri bagi industri ritel. Pesta demokrasi memang membuat seluruh partai menganggarkan belanja untuk kampanye. Tapi menurut Tutum, kondisi ini bukan mencerminkan situasi riil ekonomi masyarakat. "Karena sebetulnya bukan daya beli masyarakat yang meningkat, mereka belanja karena mendapat dana kampanye dari partai," jelas Tutum.
Setelah pesta demokrasi usai, masyarakat harus kembali bekerja optimal agar daya belinya tidak menurun. Karenanya, Tutum berharap situasi politik yang tengah keruh saat ini bisa selesai dan pemerintah bisa fokus kembali pada sektor riil ekonomi masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News