kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri sepeda bakalan makin naik pamor


Sabtu, 01 Oktober 2011 / 12:50 WIB
Industri sepeda bakalan makin naik pamor
ILUSTRASI. Pihak kedutaan menyebut AS mendekat ke wilayah Laut China Selatan dan menebar narasi bahwa China menggunakan tekanan militer untuk memajukan kepentingannya.


Reporter: Dani Prasetya | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Industri sepeda mulai meraih pamor. Kementerian Perindustrian memprediksi industri itu bisa tumbuh sebesar 15% secara volume hingga akhir 2011.

Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi, Jumat (30/9), memperkirakan, pertumbuhannya akan jauh lebih tinggi ketimbang realisasi 2011 lantaran pemerintah sudah mewajibkan penerapan standar nasional Indonesia (SNI) melalui Peraturan Menteri Perindustrian No114/M-IND/PER/10/2010 tertanggal 22 Oktober 2010. Pemberlakuan SNI itu diwajibkan untuk sepeda roda dua. "Efeknya (pemberlakuan SNI) akan terasa 2012 nanti," ujarnya.

Budi pun menegaskan, pertumbuhan industri sepeda relatif fluktuatif meski secara produksi tetap mengalami peningkatan secara berkelanjutan. "Jadi meski ada penurunan pertumbuhan, produksinya tetap meningkat," tambahnya.

Selain untuk meningkatkan kualitas produk dalam negeri di pasar ekspor dan domestik, kebijakan itu juga digunakan untuk menangkal sepeda impor berkualitas rendah yang masuk Indonesia. Aturan standar kualitas itu meliputi 33 jenis meliputi 32 nomor untuk part sepeda dan satu nomor untuk sepeda tentang syarat keselamatan.

Secara garis besar, kebutuhan sepeda dalam negeri mencapai 1,5 juta unit untuk semua kelas. Sementara kemampuan pasokannya mencapai 1.750.000 unit per tahun (kelas menengah atas). Oleh karena itu, porsi ekspor Indonesia cukup besar sekitar 30% dari hasil produksi anggota Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia (AIPI).

Di Indonesia, terdapat tiga perusahaan perakitan sepeda yaitu PT Wijaya Indonesia Makmur Bicycles Industries (WIM), PT Insera Sena (Polygon), dan PT Terang Dunia Internusa (United). Selain itu, terdapat empat perusahaan komponen sepeda meliputi PT Xerama Bicycle Industries (sadel dan pedal), PT Chin Haur Indonesia (chain wheel, crank, dan sepeda untuk ekspor), PT Inti Roda Makmur (jari-jari), dan PT Jakarta Tunggal Citra (sepeda roda tiga untuk anak-anak).

Sayangnya, Indonesia masih mendatangkan produk impor. Jumlahnya bahkan nyaris menyamai realisasi ekspor. Kapasitas terpasang pada 2009 sebesar 750.000 unit per tahun. Angka itu meningkat pada 2010 hingga 1.750.000 unit per tahun.

Sebagai gambaran, ekspor sepeda pada 2009 mencapai US$ 251,46 juta, sedangkan impor pun memepet angka itu sebesar US$ 232,95 juta. Data yang tercatat selama Januari-April 2010, ekspor sepeda sebesar US$ 132,05 juta, sementara angka impor sebesar US$ 109,65 juta.

Porsi impor itu sebagian besar berupa komponen sepeda. Misalnya, persneling. Impor itu tetap dilaksanakan bukan lantaran ketidakmampuan Indonesia memproduksinya, tapi merek komponen itu masih berada di luar negeri.

Untungnya, Indonesia tak kalah saing menguasai pasar luar negeri. Direktur Industri Alat Transportasi Darat Ditjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Supriyanto mengutarakan, perusahaan dalam negeri telah banyak mengekspor sepeda ke berbagai negara.

Misalnya, PT Insera Sena yang memproduksi sepeda merek Polygon dengan kapasitas produksi sebesar 600.000 unit per tahun, sekitar 50% merupakan alokasi untuk ekspor.

Produk yang dilabeli merek sesuai pesanan itu telah memiliki pasar di 60 negara. Misalnya, Belanda, Belgia, Australia, dan Swedia. "Industri sepeda dalam negeri memang sudah ada di banyak negara, diberi merek sesuai pesanan," tuturnya.

Sebagai informasi, produsen nasional baru menghasilkan produksi sebanyak 390.000 unit dengan nilai Rp 750 miliar pada 2009. Hasil produksi meningkat pada 2010 menjadi 1.260.000 unit dengan nilai sebesar Rp 2,52 triliun.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Pusdatin Kementerian Perdagangan, terdapat empat produk berkontribusi pada nilai ekspor sepeda. Untuk periode Januari-Juni 2011 terdata ekspor produk racing bicycle (HS-8712001000) sebesar US$ 2.239.695 yang setara dengan 74.957 kilogram (kg). Dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, terjadi penurunan nyaris setengahnya yaitu US$ 4.119.696 yang setara dengan 110.293 kg.

Lalu, produk bicycle designed to be ridden by children (HS-8712002000) mencatatkan angka ekspor sebesar US$ 9.131.166 yang setara dengan 2.217.566 kg. Angka itu naik dibanding periode Januari-Juni 2010 sebesar US$ 8.342.344 yang setara dengan 2.030.502 kg.

Selain itu untuk produk other bicycles (HS-8712003000) mencatatkan angka ekspor untuk periode Januari-Juni 2011 sebesar US$ 55.036 yang setara dengan 29.932 kg. Realisasi secara nilai turun dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar US$ 64.158. Namun, secara berat, pencapaian 2011 jauh lebih tinggi ketimbang 2010 seberat 24.978 kg.

Selanjutnya, produk other cycles (HS-8712009000) yang mencatatkan angka ekspor sebesar US$ 54.565.716 atau setara dengan 5.724.240 kg. Realisasi itu turun dari periode Januari-Juni 2010 sebesar US$ 95.063.169 yang setara dengan 9.114.418 kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×