Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku usaha di industri tekstil meminta pemerintah untuk mengambil langkah guna mengatasi banyaknya impor yang membanjiri pasar Indonesia.
Prama Yudha Amdan, Head of Corporate Communication PT Asia Pacific Fibers Tbk menyebutkan walaupun kondisi mahalnya bahan baku tidak membuat perusahaan merubah target kinerja. Sebelumnya emiten bersandi saham POLY itu menargetkan pendapatan tahun ini tumbuh 10% - 15%.
“Belum ada perubahan. Kami masih yakin dan berarap pemerintah berupaya,” ujanya kepada kontan.co.id, Kamis (26/7).
Dengan kondisi seperti ini dia menyebutkan produksi tidak terdampak. “Produksi tidak berdampak, tapi mungkin akan berdampak pada penjualan,” jelasnya.
Oleh sebab itu, perusahaan berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk melindungi industri tekstil dalam negeri. Dia bilang bahwa negera tidak boleh ragu menggunakan instrumen dagang yang sah untuk mengamankan negeri dari ancaman perang dagang.
Kemudian pemerintah memerlukan program untuk meningkatkan ketahanan manufaktur lokal dan memperbaiki daya saing. Hal tersebut disebabkan kejadian seperti ini dinilai dapat berulang.
Menurutnya perbaikan daya saing melalui orientasi ekspor harus berbasis pada penguatan rantai integrasi industri dari hulu ke hilir, bukan orientasi impor bahan baku.
Selain itu, pemerintah sebaiknya memprioritaskan produk dalam negeri terlebih dahulu dibandingkan mengizinkan impor produk yang persis sama. “Dengan begitu upaya revitalisasi industri tekstil dapat direalisasikan,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News