Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) mengaku industri tekstil produk tekstil (TPT) masih mengambil posisi wait and see meskipun hasil quick count sementara menyatakan pemilihan presiden (Pilpres) berlangsung satu putaran.
Ketua Umum APSyFI Redma Gita Wirawasta mengatakan, industri TPT tetap mengambil langkah wait and see selama belum ada kepastian dari pemerintahan baru untuk menangani praktik impor ilegal.
“Dan menindak tegas para mafia serta oknum petugas yang terlibat, kita semua belum bisa berharap banyak,” ungkap Redma, kepada Kontan.co.id, Kamis (15/2).
APSyFI juga menilai, gelaran pesta demokrasi tahun 2024 tak berpengaruh besar terhadap pertumbuhan industri TPT. Justru, konsumsi baju partai mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya. Ditambah lagi dengan pesanan yang justru 80%-nya diisi oleh baju impor.
Baca Juga: Kualitas Pertumbuhan Ekonomi Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintahan Baru
Di sisi lain, momentum ramadan dan Lebaran tahun ini juga dinilai belum akan bisa mendorong kinerja industri TPT. Hal ini lagi-lagi karena saat ini sudah banyak pakaian ilegal yang memenuhi pasar domestik.
“Kecuali pemerintah bertindak tegas memberangus barang-barang TPT impor ilegal, barang kita akan bisa masuk pasar,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News