Reporter: Bernadette Christina Munthe | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) kembali menata portofolio bisnis anak-anak perusahaannya agar lebih efisien. Terhitung sejak 1 Februari silam, Telkom mengalihkan bisnis periklanan alias advertising dari PT Mulitimedia Nusantara (Metranet) kepada PT Infomedia Nusantara.
Kedapatan bisnis baru, Infomedia pun tak mau bersantai-santai. Wiweko Sulistyo Wibowo, Kepala Komunikasi Infomedia mengatakan, tahun ini, perusahaan menargetkan pendapatan dari bisnis digital advertising mencapai Rp 100 miliar. Jumlah ini setara dengan 7,69% dari total target pendapatan Infomedia tahun ini yang sebesar Rp 1,3 triliun.
Wiweko mengatakan dari total target Rp 100 miliar, sebesar 80% berasal dari perusahaan dalam grup dan 20% berasal dari perusahaan di luar grup. "Belanja grup untuk iklan ini cukup besar, kami pikir karena kami sendiri mampu menggarap jadi kenapa tidak kami saja yang menggarap," kata Wiweko ketika dihubungi KONTAN, Minggu (12/2).
Dia menjelaskan jumlah tersebut masih untuk tahap awal. Bahkan, menurutnya realisasi pendapatan digital advertising berpotensi melebihi target. Soalnya, menurut Wiweko, masih banyak kontrak iklan grup yang belum dialihkan kepada Infomedia lantaran masih dalam kontrak kerjasama dengan pihak lain. Namun sebentar lagi, kontrak-kontrak ini akan segera berakhir dan bisa dialihkan kepada Infomedia.
Lantas, karena masih dalam tahap penataan, maka Infomedia berusaha menekan investasi dengan bekerjasama dengan pihak lain. Salah satu mitra yang akan digandeng adalah PT Pramindo Ikat Nusantara. Menurut Wiweko, Infomedia memiliki bekerjasama dengan Pramindo karena perusahaan itu memiliki infrastruktur pengelolaan aplikasi dan konten.
Infomedia sendiri tahun ini sudah menganggarkan belanja modal (capital expenditure) sebesar Rp 100 miliar. Sebagian besar dari belanja modal ini akan ditutup dari kas internal perusahaan. "Dana ini akan digunakan untuk mendukung ekspansi perusahaan baik secara organik maupun anorganik," tutur Wiweko.
Dengan belanja modal ini, Wiweko yakin perusahaan bisa mencapai target pendapatan yang sebesar Rp 1,3 triliun, atau tumbuh 21,49% dari pendapatan 2011 yang sebesar Rp 1,07 triliun. Wiweko merinci, kontribusi terbesar pendapatan tahun 2011 masih berasal dari layanan contact center dan outsourcing yang menyumbang Rp 636,5 miliar, atau 66% terhadap total pendapatan. Disusul kemudian layanan direktori Yellow Pages yang menyumbang Rp 287,6 miliar.
Tahun lalu, bisnis digital media and rich content (DMRC) menyumbang 27% terhadap total pendapatan. Adapun bisnis percetakan dan penerbitan berkontribusi Rp 71,8 miliar atau 7%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News