kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.440.000   -4.000   -0,28%
  • USD/IDR 15.339   1,00   0,01%
  • IDX 7.829   -2,64   -0,03%
  • KOMPAS100 1.196   2,88   0,24%
  • LQ45 970   3,33   0,34%
  • ISSI 228   0,02   0,01%
  • IDX30 495   1,66   0,34%
  • IDXHIDIV20 597   3,35   0,56%
  • IDX80 136   0,44   0,33%
  • IDXV30 140   0,56   0,40%
  • IDXQ30 166   1,10   0,67%

Infrastruktur Belum Siap, Hippindo Khawatirkan Pemindahan Impor ke Indonesia Timur


Kamis, 05 September 2024 / 13:08 WIB
Infrastruktur Belum Siap, Hippindo Khawatirkan Pemindahan Impor ke Indonesia Timur
ILUSTRASI. Hippindo menyampaikan keprihatinan terhadap rencana pemindahan kegiatan impor tujuh komoditas ke wilayah Indonesia Timur.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) menyampaikan keprihatinan terhadap rencana pemerintah untuk memindahkan kegiatan impor tujuh komoditas ke wilayah Indonesia Timur. 

Meskipun mendukung upaya pemerintah untuk mendorong pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia, Hippindo menilai bahwa kebijakan ini belum tentu menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi permasalahan impor ilegal.

Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah menyatakan, pemindahan lokasi impor ini justru berpotensi memperberat industri dan ritel nasional. Sebab, infrastruktur di Indonesia Timur masih belum memadai jika dibandingkan dengan kawasan Indonesia Barat, terutama terkait transportasi dan logistik.

Baca Juga: Pintu Masuk Barang Impor Mau Dipindah, Mendag Sebutkan Daftar Pelabuhan Alternatif  

"Selain itu, biaya operasional yang tinggi, termasuk transportasi dan distribusi, sehingga akan berdampak pada kenaikan harga barang di pasar," jelasnya dalam siaran pers yang diterima Kontan, Kamis (5/9).

Kenaikan harga tersebut akan berdampak langsung pada daya beli masyarakat yang pada akhirnya dapat menghambat program Belanja di Indonesia Aja (BINA), sebuah inisiatif bersama antara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Hippindo. 

Program ini tengah diupayakan oleh pemerintah dan sektor swasta dengan tujuan untuk mendorong belanja di dalam negeri. 

"Jika harga barang terus meningkat akibat tingginya biaya logistik, daya beli masyarakat akan menurun dan target belanja di dalam negeri melalui program BINA tidak akan tercapai," ujar Budihardjo.

Hippindo juga menekankan bahwa solusi yang lebih efektif untuk menangani impor ilegal adalah dengan memperkuat pengawasan dan penegakan hukum di seluruh pelabuhan Indonesia, serta meningkatkan kolaborasi dengan pihak terkait untuk menertibkan pelaku impor ilegal.

Baca Juga: PMI Manufaktur Anjlok, Menperin: Belum Ada Kebijakan Signifikan untuk Industri

Selain itu, Hippindo mendorong adanya inisiatif pemerintah untuk memperbanyak produksi barang dalam negeri. 

"Selain memindahkan impor, kami melihat perlunya memperbanyak pasokan dari pabrik di dalam negeri. Jika perlu, kerja sama dengan pihak luar bisa dilakukan, namun dengan ketentuan bahwa barang yang diproduksi di Indonesia wajib dijual untuk kebutuhan dalam negeri, bukan hanya untuk ekspor," tambah Budihardjo.

Menurut Hippindo, hal yang harus diutamakan adalah pemenuhan stok barang, baik pangan maupun non-pangan, dengan fokus pada produk yang belum tersedia atau masih minim di Indonesia. 

Hippindo mendukung upaya pemetaan produk-produk yang belum diproduksi di Indonesia, terutama yang sifatnya mudah untuk diproduksi di dalam negeri. 

Baca Juga: Perprindo Tegaskan pada Kemenperin 4 Pilar Terkait Pemindahan Jalur Masuk Impor

"Untuk itu, kami mendorong Kementerian Perindustrian agar memberikan kemudahan bagi produsen untuk memulai produksi tersebut, dan Hippindo siap mendukung dengan memastikan produk-produk ini bisa dibeli oleh anggota kami, selama memenuhi standar dan syarat yang berlaku," jelasnya.

Oleh karena itu, Hippindo mendesak pemerintah untuk mempertimbangkan kembali rencana pemindahan impor ini dengan lebih cermat. 

Kebijakan ini harus mempertimbangkan aspek infrastruktur, biaya logistik, dan dampaknya terhadap industri serta konsumen, sehingga tujuan utama meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat dapat benar-benar tercapai.

Selanjutnya: BRI Life Raih Penghargaan Most Popular Brand of The Year 2024 Kategori Asuransi Jiwa

Menarik Dibaca: Promo Indomaret Ice Cream Fair September 2024, Es Krim Wall's Beli 3 Cuma Rp 12.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×