kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Infrastruktur mendukung, SMRA mengincar Bandung


Senin, 13 Maret 2017 / 14:34 WIB
Infrastruktur mendukung, SMRA mengincar Bandung


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Pasar properti residensial di kawasan Bandung terus bergerak naik seiring perkembangan pembangunan infrastruktur berupa proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung dan pembangunan tol layang (elevated) Jakarta-Cikampek.

Berdasarkan data Rumah.com Property Index, harga perumahan di kawasan Bandung sepanjang tahun lalu rata-rata meningkat sekitar 2,4% setiap kuartal dengan harga median Rp 9,5 Juta rupiah per meter persegi (m2).

Pengembang properti berharap banyak pada proyek tersebut. Salah satunya, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) yang menaruh harapan besar pada potensi bisnis properti di Bandung. "Harapan kami, pemerintah segera memulai proyek kereta api cepat karena pasti akan mendorong pertumbuhan kota Bandung semakin baik, " kata Adrianto Adhi, Direktur Utama Summarecon Agung, akhir pekan lalu.

Adrianto mengklaim,  masyarakat Bandung terbilang antusias dengankehadiran Summarecon di kota tersebut. Saat ini, pihaknya tengah fokus menyelesaikan infrastruktur Summarecon Bandung dan membangun rumah-rumah yang sudah terjual.

Sebagai gambaran, SMRA memiliki lahan seluas 330 hektare (ha) di Bandung. Perseroan telah merilis dua kluster perumahan di kawasan tersebut sejak tahun 2015, yakni Klaster Btari dan Klaster Amanda yang terdiri dari 400 unit rumah. Harga rumah dibanderol berkisar Rp 1,9 miliar hingga Rp 4 miliar per unit.

Tahun ini, kata Adrianto, perusahaan akan meluncurkan produk baru di Summarecon Bandung. Hanya saja, ia belum bersedia membocorkan proyek yang akan dirilis pada tahun ini.

Berdasarkan data yang dimiliki oleh Rumah.com, Bandung menjadi salah satu dari 10 lokasi favorit para pencari properti di Indonesia sepanjang tahun 2016. “Data ini kami peroleh berdasarkan perilaku 3,4 juta konsumen properti di Indonesia yang mengakses 17 juta halaman Rumah.com setiap bulan,” ungkap Wasudewan, Country Manager Rumah.com

Kenaikan harga properti di Bandung tidak hanya didorong oleh pembangunan infrastruktur Jakarta-Bandung dan Jakarta-Cikampek, namun juga didorong oleh adanya rencana pembangunan infrastruktur di wilayah Bandung sendiri yang merupakan bagian dari konsep Bandung Urban Mobility Project yang digagas Pemerintah Kota Bandung.

Infrastruktur tersebut adalah light rail transit (LRT) Metro Kapsul yang rencananya akan mulai dibangun pada tahun ini dan beroperasi tahun depan secara bertahap. LRT membentang sepanjang 6 Kilometer (Km) dari Stasiun Kereta Bandung di Kebonjati, menuju ke Pasar Baru, Dalem Kaum dan Tegallega.

Perkembangan infrastruktur tersebut juga akan berdampak terhadap salah satu kawasan yang kini menjadi sorotan para pencari rumah dan investor properti, yaitu wilayah Bandung Timur. Rencana pembangunan Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR) yang akan membentang sepanjang lebih dari 27 Km dari Pasteur hingga Ujung Berung di Bandung Timur juga diyakini akan mengurai kemacetan lalu lintas. Tentu saja, rencana pembangunan BIUTR ini juga akan menambah daya tarik properti di kawasan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×