Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Perusahaan jasa pertambangan, PT Putra Perkasa Abadi (PPA) menargetkan volume pengupasan lapisan tanah penutup atau overburden removal (OB) mencapai 420 juta bank cubic meter (bcm) di sepanjang 2023. Pada tahun ini, volume pengupasan tanah Putra Perkasa sekitar 270 juta bcm.
Putra Perkasa Abadi tahun ini banyak mendapatkan kontrak dari beberapa perusahaan besar seperti Adaro Energy, Dian Swastatika Sentosa, Kaltim Prima Coal, Borneo Indobara, ABP Energy, Bukit Asam serta MHU Coal.
"Kami menargetkan produksi tahun depan bisa 420 juta bcm," kata Direktur PT Putra Perkasa Abadi, R Teguh Saptosubroto, dalam forum media gathering, kemarin.
Putra Perkasa sejak tahun 2010 sudah mulai beroperasi dengan volume 6,5 juta bcm, kemudian bertambah menjadi 16,1 juta bcm pada 2011, 22 juta bcm (2012), 27,8 juta bcm (2013), 15,2 juta bcm (2014), 27,5 juta bcm (2015), 38,1 juta bcm (2016).
Selanjutnya sebesar 88,8 juta bcm (2017), 139,6 juta bcm (2018), 191,4 juta bcm (2019), sebesar 145,5 juta ton (2020), 173,7 juta ton (2021), dan sebesar 272,4 juta ton (per 25 Desember 2022).
Seiring meningkatnya volume overburden removal, manajemen Putra Perkasa Abadi juga terus menambah alat berat dan meningkatkan jumlah pekerja.
Teguh menjelaskan, pihaknya telah memesan lebih dari 200 unit alat berat, yang akan datang pada tahun depan. Bukan hanya itu, Putra Perkasa Abadi berencana terus menambah lagi sekitar 150 unit alat berat. "Jadi kalau pesan alat berat harus tiga tahun sebelumnya," ungkap dia.
Teguh mengatakan saat ini dengan semakin banyaknya klien, membuat perusahaan harus menyiapkan lagi tenaga kerja sekitar 4.000 karyawan. Saat ini Putra Perkasa Abadi sudah memiliki 11.000 karyawan. "Kami sudah punya 2.000 alat berat untuk keperluan proyek," urai dia.
Selain segmen batubara, Teguh mengatakan, pihaknya juga akan terus ekspansi ke jasa pertambangan mineral. Saat ini Putra Perkasa Abadi sudah menjadi kontraktor dua pertambangan nikel. "Kami sedang ikut due diligence sembilan perusahaan tambang bauksit," ungkap dia.
Teguh berkata, Putra Perkasa Abadi mengenakan biaya jasa tambang antara US$ 1,8 sampai US$ 2,4 per bcm. Dengan estimasi volume pengupasan tanah 420 juta bcm pada tahun depan, maka mereka berpotensi meraih pendapatan US$ 756 juta - US$ 1 miliar. "Kami ingin menjadi perusahaan nomor dua di industri ini," terang dia.
Di sisi lain, Putra Perkasa Abadi menghabiskan bahan bakar minyak (BBM) solar sekitar 250 juta kiloliter per tahun. Saat ini mereka juga akan mengikuti aturan pemerintah soal kewajiban atau mandatory B40 pada tahun depan. "Kami akan berkoordinasi dengan penyedia alat berat," ucap Teguh.
Dia bilang, pertumbuhan bisnis saat ini tak lepas dari program kompensasi yang setimpal, yakni memberikan jatah saham kepada karyawan. "Karyawan mendapatkan kesempatan membeli saham perusahaan dengan total 20%. Jika keuntungan kami meningkat, maka nilai saham pekerja ikut meningkat," terang Teguh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News