Reporter: Bernadette Christina Munthe | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Tak punya areal definitif membuat PT Inhutani IV harus jeli dalam mendiversifikasikan usaha. Perusahaan yang memiliki bisnis inti di bidang penyadapan getah pinus ini pun membuat terobosan dengan merambah bisnis kayu lapis (plywood) dari limbah kelapa sawit.
Endro Siswoko, Pelaksana Harian Direktur Inhutani IV mengatakan, perusahaan telah melakukan penelitian sejak 2008 dan sejak April 2011 memiliki hak paten atas plywood berbahan limbah sawit. Dari situlah Inhutani IV kemudian mendirikan perusahaan joint venture dengan PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) bernama PT Eco Plywood Indonesia di Aceh.
Di usaha bersama ini, Inhutani IV menguasai 60% saham dan 40% saham dimiliki PTPN I. Kemudian kedua perusahaan akan bekerjasama dengan pihak swasta sebagai penyedia pabrik plywood.
Menurut Endro, pabrik ini memiliki kapasitas produksi 27.500 meter kubik (m³) plywood per tahun. Sebagai bahan baku plywood, Inhutani IV telah menyediakan lahan kebun sawit seluas 800 hektare di dekat pabrik.
"Untuk tahap awal kami mau membuat langsung melalui pabrik plywood yang sudah tidak beroperasi. Kebetulan ada pabrik swasta yang sudah 10 tahun tidak beroperasi berada di dekat kebun," kata Endro kepada KONTAN, Senin (27/2).
Menurutnya, total investasi yang dibutuhkan untuk menghidupkan pabrik yang nganggur berkisar Rp 60 miliar hingga Rp 70 miliar. Waktu untuk mengoperasikan kembali, Endro memperkirakan butuh waktu enam bulan hingga tujuh bulan.
Inhutani IV berharap pabrik ini bisa mulai beroperasi sebelum akhir 2012. Ketika pabrik mulai berproduksi, Eco Plywood bisa menyetor deviden Rp 4 miliar-Rp 5 miliar per tahun.
Pada 2011, total penjualan unaudited Inhutani IV sebesar Rp 31,26 miliar. Pencapaian ini naik 28,44% dari penjualan 2010 yang sebesar Rp 24,34 miliar.
Selain merambah bisnis plywood, Inhutani IV pun tengah berupaya mendapatkan Izin Usaha Pengelolaan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) sejumlah areal. "Sedang kami upayakan definitif areal untuk pinus di Sumatera Utara dan Sumatera Barat," kata Endro.
Informasi saja, saat ini Inhutani IV memiliki wilayah kerja produksi getah pinus seluas 7.838 ha. Di wilayah kerja tersebut, Inhutani IV hanya memiliki hak pungut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News