kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini alasan AirAsia Indonesia masih bermain di tarif murah


Senin, 24 Juni 2019 / 19:03 WIB
Ini alasan AirAsia Indonesia masih bermain di tarif murah


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Maskapai AirAsia Indonesia masih bermain di harga tiket murah di saat maskapai ramai-ramai berupaya kembali ke tarif tiket normal untuk memperbaiki kinerja keuangannya. Setidaknya berdasarkan penelusuran Kontan.co.id di berbagai situs penjualan tiket pesawat, harga tiket AirAsia Indonesia kerap paling murah.

Misalnya saja untuk penerbangan Jakarta – Bali pada tanggal 6 Juli 2019 pukul 20:20, harga yang dipatok sebesar Rp 760.835. Di tanggal yang sama, maskapai low cost carrier lain seperti Lion Air menjual tiketnya di harga Rp 842.200 untuk penerbangan pukul 19:45. Adapun Citilink pada pukul 21:35 menjual tiketnya di harga Rp 1.376.100.

Kemudian untuk penerbangan Jakarta –Surabaya di tanggal 6 Juli 2019 untuk penerbangan pukul 06:50, harga tiket AirAsia Indonesia sebesar Rp 680.480. Di tanggal yang sama Lion Air menjual tiketnya di harga Rp 711.300 untuk penerbangan pukul 16:50 dan Citilink di harga Rp 1.140.700 untuk penerbangan pukul 15:50.

Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan mengatakan bahwa pihaknya memang memiliki tingkat efisiensi yang diyakini lebih baik ketimbang maskapai lain. Salah satunya karena AirAsia Indonesia hanya mengoperasikan satu jenis pesawat yakni Airbus A320 dari seluruh 25 pesawat yang beroperasi dan empat pesawat yang akan didatangkan tahun ini. “Dengan satu tipe, managing resources lebih mudah,” katanya pada Senin (24/6).

Misalnya, kru kabih pesawat tidak perlu ada manajemen ekstra karena pilot yang dibutuhkan hanya memiliki satu keahlian yakni menerbangan Airbus A320 saja. Maskapai lain yang memiliki berbagai jenis pesawat mulai dari Airbus, Boeing, hingga ATR memerlukan spesifikasi pilot yang berbeda untuk setiap merek pesawat itu.

Dari sisi suku cadang, kata Dendy, satu jenis tipe pesawat juga menguntungkan pihaknya. Hal itu membuat belanja AirAsia Indonesia untuk persediaan suku cadang juga lebih dimudahkan dari segi kebutuhan tenaga kerjanya.

Di tambah, selama ini AirAsia Indonesia setiap kali bakal menambah pesawat baru kerap menambah bersama dengan grup AirAsia internasional. “Jadi tidak AirAsia Indonesia saja yang menambah lima, secara grup kita penambahan pesawat lebih itu dan dengan jumlah lebih banyak harga operational lease lebih baik,” tambah Dendy.

Nah di antara berbagai alasan itu, salah satu alasan mengapa AirAsia Indonesia tetap mempertahankan harga tarifnya semurah mungkin, karena memang AirAsia Indonesia kerap melakukan promo. Kata Dendy, pihaknya jika untuk mengejar untung bisa saja dilakukan di kuartal I 2019.

“Sebenarnya kalau mau cari untung kita naikkin Rp 100.000 saja dari 1,8 juta penumpang kami, sudah untung. Kami masih komitmen memberikan harga yang terjangkau kepada masyarakat,” ungkapnya.

Sekedar tahu, di kuartal I 2019, AirAsia Indonesia mencatat rugi bersih turun dari Rp 218,68 miliar di kuartal I 2018 menjadi Rp 93,79 miliar di kuartal I 2019. Perusahaan itu juga mencatat kenaikan pendapatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 dari Rp 843,84 miliar menjadi Rp 1,33 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×