kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.932   28,00   0,18%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Ini alasan proyek pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang mandek


Rabu, 14 Oktober 2020 / 17:09 WIB
Ini alasan proyek pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang mandek
ILUSTRASI. Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Fanshurullah Asa


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) membeberkan sejumlah alasan mandeknya proyek pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem).

Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa mengungkapkan, jika merujuk surat Rekind yang diterima pihaknya, ada dua alasan utama kenapa perusahaan tersebut enggan melanjutkan proyek ini. Pertama, tarif pengangkutan atau toll-fee gas ditetapkan sebesar US$ 0,36 per MMBTU sesuai dokumen lelang 2006 dinilai tidak lagi memenuhi nilai keekonomian.

Kedua, kajian internal perusahaan yang menilai sebuah proyek haruslah bankable dan memenuhi sejumlah aspek seperti ketersediaan pasokan gas, pasar, kelayakan teknis, legalitas, komersial dan manajemen resiko serta memenuhi syarat minimum internal rate of return (IRR).

"Karena tidak konsisten dari awal pengawasannya, capexnya, volume terlalu kecil. Pasokan gasnya dari mana," terang Fanshurullah dalam konferensi pers, Rabu (14/10).

Baca Juga: Serahkan kembali ruas pipa Cisem, Rekind buka opsi pemanfaatan dokumen AMDAL dan FEED

Ia menambahkan, sejak awal seharusnya ada ketentuan batas terminasi, artinya jika proyek tidak terlaksana dalam satu atau dua tahun maka sudah harus dianggap wanprestasi.

Di sisi lain, Anggota Komite BPH Migas Jugi Prajogio menjelaskan ketidaktersediaan pasokan gas turut jadi penyebab proyek pipa Cisem mandek.

Dalam dokumen lelang 2006, disebutkan kebutuhan gas nantinya akan dipasok dari Bontang. Kendati demikian, Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional (RIJTDGBN) pun urung terlaksana.

"Kami harus fair bahwa direncana induk ada pasokan gas dari Bontang, begitu BPH berikan ruas, gas hilang. Pemerintah pun wanprestasi tidak konsisten dengan rencana induk dan ada moratorium yang tidak ada targetnya," kata Jugi.

BPH mencatat, pihak Rekind telah mengucurkan dana sebesar Rp 65 miliar yang dialokasikan untuk sejumlah kegiatan seperti basic design (FEED), AMDAL serta kebutuhan lainnya.

Selanjutnya: BPH Migas bentuk tim internal tentukan nasib proyek pipa Cirebon-Semarang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×