kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   -23.000   -1,19%
  • USD/IDR 16.600   -70,00   -0,42%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Ini cara adaptasi kebiasaan baru pelaku wisata


Jumat, 24 Juli 2020 / 07:10 WIB
Ini cara adaptasi kebiasaan baru pelaku wisata


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menyatakan bahwa menerapkan protokol kesehatan dengan benar menjadi kunci utama dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi adaptasi kebiasaan baru.

Tenaga Ahli Menteri Bidang Regulasi Kemenparekraf, Santi Paramita, memaparkan, adanya Covid-19 memunculkan tatanan dan perilaku baru bagi masyarakat. Sehingga dibutuhkan kreativitas dan adaptasi yang cepat, baik pelaku usaha parekraf maupun konsumen.

“Adaptasi yang cepat ini adalah bentuk upaya untuk mengutamakan kesehatan dan keselamatan pelaku usaha parekraf dan masyarakat,” ujar Santi dalam keterangan yang diterima Kontan.co.id, Kamis (23/7).

Baca Juga: Indonesia dan Filipina jalin kerja sama untuk memperkuat ekonomi kreatif

Santi Paramita juga menambahkan agar adaptasi kebiasaan baru ini dijalankan dengan benar dan sesuai SOP, maka dari itu Kemenparekraf telah meluncurkan handbook sebagai panduan protokol kesehatan untuk para pelaku parekraf dalam mempersiapkan diri serta memberikan jaminan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan yang tinggi akan produk serta pelayanan yang diberikan kepada konsumen.

Sebelumnya destinasi wisata Likupang di Sulawesi Utara, tengah bersiap diri untuk kembali beroperasional. Ratusan pekerja dan para pelaku usaha pariwisata ekonomi kreatif di dua pantai di Likupang, yakni di Pantai Paal dan Pantai Pulisan sudah melakukan aksi bersih-bersih di sekitar pantai.

Poltje Sikendo, salah seorang peserta mengungkapkan, pandemi Covid-19 memberikan dampak yang besar terhadap kegiatan sehari-harinya yang bergantung dari kunjungan wisatawan.

Pantai Paal yang menjadi lokasinya berjualan minuman dingin merupakan salah satu destinasi favorit wisatawan. "Sebelum Covid-19 ramai wisatawan, tapi sejak Maret, pantai ini ditutup untuk mencegah penyebaran virus," kata Poltje.

Untuk itu ia sangat antusias dengan dukungan Pemerintah dalam menghidupkan kembali kegiatan pariwisata di Pantai Paal dan kawasan Likupang pada umumnya.

Baca Juga: Mulai bangkit, okupansi hotel di Banyuwangi sudah capai 70% di akhir pekan

Ia telah sejak lama berharap adanya peningkatan nilai pariwisata di lingkungan tempat tinggalnya tersebut. "Kami dari masyarakat mengharapkan supaya ada pengembangan lebih baik seperti fasilitas toilet dan pondokan," sebut Poltje.

Sekadar informasi saja, Likupang merupakan salah satu destinasi super prioritas yang sudah menjadi incaran para investor. Jumlah kunjungannya tiap tahun pun cukup melonjak.

Tahun 2017, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulawesi Utara mencapai 60.000, dan melonjak pada tahun 2018 sebanyak 127.000 wisatawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×