Reporter: Risky Widia Puspitasari | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Pemerintah menegaskan mendukung penuh produsen smartphone 4G pertama di Indonesia. Sejumlah insentif sebagai perangsang pun sudah disiapkan.
Insentif ini tidak lain tujuannnya untuk memudahkan produsen untuk memproduksi ponsel yang memiliki kandungan lokal lebih tinggi. "Ini industri pioner," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat, Senin (7/7).
Saat ini kandungan lokal smartphone 4G yang diberi nama IVO masih 30%, targetnya akan ditingkatkan 60% tahun depan. Nantinya, ada beberapa insentif yang bisa diberikan pada produsen smartphone, seperti insentif soal pajak, bisa dengan tax holiday. Hal ini dilakukan karena bisa menekan impor ponsel yang jumlahnya selalu naik setiap tahun.
Hidayat mengatakan, saat ini impor ponsel mencapai 60 juta unit per tahun. Jika industri ponsel lokal kuat, maka impor bisa berkurang.
Saat ini, PT Sat Nusapersada Tbk dan PT Tata Sarana Mandiri menjadi perusahaan pioner yang memproduksi smartphone 4G di Indonesia. Sat Nusapersada bergerak di sisi manufaktur dan Tata untuk desain.
Akhir pekan lalu, ponsel itu diluncurkan oleh Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian. Saat ini kandungan lokal ponsel IVO seharga sekitar RP 2 juta itu masih 30%. Pada tahun depan akan ditingkatkan menjadi 60%. "Mereka bilang bisa bertahap,"kata MS Hidayat.
Smartphone 4G buatan Indonesia yang didukung oleh Qualcomm Snapdragon 400 chipset, menggunakan prosesor Quad Core 1.2 GHz, RAM 1 GB, media penyimpanan berkapasitas 8 GB, kamera 8 MP, dan dual SIM card yang didesain khusus untuk kebutuhan Indonesia.
Ponsel ini bekerja pada berbagai frekuensi LTE, termasuk frekuensi data 3G dan 2G sehingga bisa beroperasi di berbagai negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News