kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini cara pemerintah pererat kerjasama dengan Rusia


Minggu, 26 Juli 2015 / 16:16 WIB
Ini cara pemerintah pererat kerjasama dengan Rusia


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Pemerintah Indonesia terus mendorong kerjasama internasional di sektor industri dengan Rusia. Terkait itu Kementerian Perindustrian mengaku telah melakukan berbagai kegiatan, mulai dari pameran Innoprom, peninjauan ke industri manufaktur, dan penyelenggaraan forum bisnis.

Ngakan Timur, Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Penguatan Struktur Industri, bilang The 6th International Industrial Exhibition (Innoprom) merupakan pameran industri internasional terbesar di Rusia yang berfokus pada pengembangan teknologi di bidang industri.

Pameran yang berlangsung tanggal 8 – 11 Juli 2015 di Ekaterinburg Expo Center, Rusia ini dibuka langsung oleh PM Rusia, Dmitry Medvedev dengan didampingi Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rusia, Denis Manturov.

Pameran Innoprom 2015 menampilkan berbagai teknologi di bidang teknik mesin, otomatisasi industri, efisiensi energi, laser/optik, serta teknologi perkotaan. Secara keseluruhan terdapat 70 negara yang berpartisipasi, antara lain Swedia, Amerika Serikat, Perancis, Jerman, Swiss, Austria, India, Azerbaijan, Ceko, Belarus, Kazakstan, Armenia dan beberapa negara Afrika. “Keikutsertaan Kemenperin dalam pameran Innoprom 2015 adalah memfasilitasi penyewaan lahan, pembuatan desain dan pembangunan booth di area seluas 30 m2 yang berlokasi di Hall 3 No. 3A7, Ekaterinburg Expo Center, Rusia,” ujar Ngakan.

Dalam ajang Innoprom 2015, Kemenperin menampilkan produk unggulan produksi PT Petrokimia Gresik, PT Semen Tonasa dan PT PINDAD yang telah menerapkan teknologi dalam rangka konservasi sumber daya di dalam proses produksinya. “Animo pengunjung di booth Kemenperin cukup tinggi, dimana mereka ingin mengetahui banyak perkembangan teknologi yang ada di Indonesia khususnya untuk sektor industri. Selama pameran berlangsung, stand Kemenperin dikunjungi sekitar 3000 orang,” jelas Ngakan.

Duta Besar Federasi Rusia dan Republik Belarus Djauhari Oratmangunyang Jumat lalu juga melakukan pertemuan dengan Menteri Perindustrian Saleh Husin di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat (24/7).

Ia mengatakan, tiga proyek akan dikembangkan oleh investor Rusia di Indonesia dalam waktu dekat, yaitu dua proyek di sektor smelter dan satu proyek di sektor transportasi. “Akhir tahun ini, perusahaan besar Rusia akan membangun smelter di Kalimantan Barat untuk pengolahan bauksit menjadi alumina dan di Sulawesi untuk pengolahan nikel. Nilai investasi pembangunan smelter tersebut sebesar USD 3-6 miliar. Sedangkan, di sektor transportasi akan dilakukan pembangunan jalur kereta api sepanjang 198 KM di Kalimantan Timur dengan nilai investasi sebesar USD 2,5 miliar,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×