kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini cara Pertamina tingkatkan kinerja


Senin, 30 Maret 2015 / 11:17 WIB
Ini cara Pertamina tingkatkan kinerja
ILUSTRASI. Suasana penambangan batubara menggunakan bucket wheel escavator di lokasi penambangan batubara PT. Bukit Asam (PTBA) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan (20/5). KONTAN/Hendra Suhara


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Hendra Gunawan

DENPASAR. PT Pertamina (Persero) punya sejumlah agenda guna membuat kinerjanya jauh lebih mengkilap. Salah satunya yaitu soal efisiensi.

"Kita harus efisien, dan market share harus selalu dimonitor," ujar Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto, saat kegiatan Forum Sharing Teknologi Hulu di Denpasar, Senin (30/3).

Misal, soal kapal. Selama ini, Pertamina menyewa kapal tanker untuk mendistribusikan hasil olahan minyak dan gasnya. Jika memiliki kapal sendiri, tentunya butuh nilai investasi tertentu untuk mendatangkan kapal-kapal tersebut. Tapi, penghematan yang bisa diperoleh cukup lumayan.

"Setiap bulannya, bisa hemat sekitar US$ 30 juta," tandas Dwi. Penghematan biaya eksplorasi juga bisa dilakukan demi mengejar efisiensi.

Praktek-praktek tidak penting yang bisa membebani keuangan perusahaan juga bakal diberantas. Dwi mengaku, selama ini memang suka ada transaksi fiktif di perusahaan dengan bentuk transaksi yang beragam. Umumnya, transaksi tersebut dimasukkan ke dalam dana taktis.

Angkanya pun lumayan besar. "Bisa mencapai ratusan miliar," tambah Dwi.

Hal-hal seperti ini yang wajib dihilangkan guna mencapai level efisiensi se-efisien mungkin. Soal pangsa pasar atau market share juga tak kalah penting. Manajemen terus melakukan monitoring terhadap posisi market share Pertamina yang justru menggenggam market share yang kecil sebagai tuan rumah.

"Dari total produksi dalam negeri, Pertamina hanya menguasai 23% -nya saja. Oleh sebab itu, sinergi (dari seluruh lini bisnis) sangat diperlukan guna menguasai market share. Sinergi, jangan sampai anak-anak usaha Pertamina justru menjadi kerajaan sendiri-sendiri," tutur Dwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×