Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Hendra Gunawan
DENPASAR. Sebagai perusahaan milik negara dan aset yang dimiliki, sejatinya PT Pertamina (Persero) punya taji untuk menjadi pemain kelas dunia. Namun, nyatanya Pertamina justru sulit berkembang dan kalah bersaing dengan pemain migas yang lain.
Jangankan dengan perusahaan migas dari belahan dunia lain. Dengan tetangga sebelah pun, seperti Petronas, Pertamina kalah jauh. Padahal, dulu Petronas belajar dari Pertamina.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, Petronas bisa menjadi seperti saat ini karena memang kebijakan dan peraturan di negaranya, sudah lebih tegas dan jelas. Dari sisi internal Petronasnya sendiri pun karena memang mereka memiliki strategi untuk fokus pada pasar global.
"Kalau Pertamina sulit berkembang karena masih banyak masalah di dalam negeri. Kami minta porsi (pengelolaan blok) saja mengurusnya setengah mati. Tapi, memang sekarang kondisinya sudah lebih baik, sudah banyak pihak yang mendukung," kata Dwi saat kegiatan Forum Sharing Teknologi Hulu di Denpasar, Senin (30/3).
Menurut Dwi, dukungan, khususnya dari pemerintah untuk memajukan Pertamina saat ini sudah lebih kuat. Muatan politis yang sering membayangi gerak bisnis Pertamina juga terus diminimalisir. Jadi, sekarang saatnya manajemen menggenjot strategi bisnisnya.
Sudah bukan saatnya lagi bisnis yang dilakukan hanya sekadar eksplorasi misalnya. "Tapi langsung, masuk bisnis listrik geothermal, langsung bangun power plant geothermal," pungkas Dwi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News