kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini dia rencana besar dari ekspansi Anabatic (ATIC) di semester II-2019


Rabu, 14 Agustus 2019 / 21:28 WIB
Ini dia rencana besar dari ekspansi Anabatic (ATIC) di semester II-2019
ILUSTRASI. Paparan kinerja PT Anabatic Technologies Tbk


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Anabatic Technologies Tbk proyeksikan laba bersih bisa positif di akhir tahun nanti. Adapun hal tersebut lantaran gencarnya ekspansi melalui akuisisi dan pengembangan produk perseroan.

Adriansyah, Direktur Anabatic Technologies memproyeksikan tren industri teknologi secara umum juga dipengaruhi dari pemerintah. "Karena perkembangan teknologi harus diikuti regulasi yang tepat," ujarnya kepada kontan.co.id, di Jakarta, Rabu (14/8).

Ia mencontohkan perkembangan kartu debit sebelumnya tidak menggunakan chip, tetapi saat ini menggunakan chip merupakan hasil dari regulasi.

Secara gamblang ia menggambarkan dalam bank besar pasti memiliki nasabah yang besar, sehingga apabila harus mengganti tiap kartu debitnya menggunakan chip tentu membutuhkan biaya yang cukup besar pula.

Dari sana, perkembangan teknologi di industri keuangan tersebut tidak langsung diadopsi yang kemudian pemerintah melalui Bank Indonesia mewajibkan hal tersebut.

Walaupun begitu, ia menegaskan peran pemerintah dalam perkembangan industri teknologi itu sendiri menjadi faktor yang utama. Adapun faktor utamanya yakni momentum yang pas lantaran apabila langsung diregulasi maka pasar tidak akan dinamis, sebaliknya apabila sudah besar tidak diberi regulasi maka akan terjadi kekacauan.

Saat ini tren pinjaman 'online' sedang marak di Indonesia lantaran banyak masyarakat belum bisa melakukan melalui perbankan. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang teknologi pihaknya tak segera melakukan pergerakan dalam hal tersebut. Baru pada Juni lalu pihaknya meluncurkan digitalexchange.id.

Untuk platform tersebut, saat ini pihaknya baru menawarkan sebagai pengelola aset. Namun, ke depan dari platform tersebut juga akan dikembangkan terus hingga serupa Ovo atau Go-Pay dengan sistem seperti koperasi sehingga menyasar kota kecil dan pelosok.

Menurutnya, penduduk Indonesia sekitar 260 juta dari sana nomor telepon genggang terpasang dan aktif sekitar 320 juta. Sehingga disebutnya rasio jumlah penduduk dibandingkan nomor telepon kurang lebih 133%.

Kemudian kurang dari 50% penduduk yang memiliki rekening di bank sehingga dari sana 130 juta masyarakat tidak memiliki rekening bank tetapi memiliki telepon genggam.

Melihat peluang tersebut pihaknya melihat pasar yang lebih terbuka di pelosok lantaran pemain yang lebih dulu masuk lebih pada pasar di kota-kota besar yang disebutnya merupakan bagian 50% yang telah memiliki rekening bank. "Nah, jadi kami berupaya menjangkau yang belum memiliki rekening bank tadi," paparnya.

Dari sana, emiten dengan kode saham ATIC ini juga melakukan diversifikasi market yang mana sebelumnya bergerak di B2B melalui koperasi digital menyasar ritel.

Oleh sebab itu, guna mengembangkan platformnya Adri mengaku sudah melakukan beberapa akuisisi perusahaan. Bahkan, saat ini pihaknya sedang melakukan review untuk akuisisi kembali.

"Kami dalam proses finalisasi salah satu perusahaan Payment Point Online Bank (PPOB) yang secara signifikan akan meningkatkan jangkauan dan jenis produk yang ditawarkan oleh Emporia Digital sebagai induk financial technology (fintech) Anabatic," lanjutnya.

Selanjutnya, ia juga sedang dalam tahap pembicaraan dengan 2-3 perusahaan lainnya yang bergerak di bidang IT maupun fintech terkait akuisisi kembali. Namun, untuk realisasinya ia belum berani menjamin dari proses tersebut semuanya akan diakuisisi.

Dengan rencana tersebut pula, Adri optimis hingga akhir tahun nanti pihaknya mampu mencatatkan laba bersih dengan pertumbuhan pendapatan 10% dibandingkan realisasi tahun lalu.

Untuk mendukung rencana tersebut, pihaknya juga menyiapkan anggaran belanja modal sekitar Rp 100 miliar yang mana komposisinya 60% akan digunakan untuk keperluan akuisisi. Sedangkan sisanya, untuk pengembangan bisnisnya. Sayang, terkait realisasinya ia enggan untuk menjabarkannya secara rinci.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×