Reporter: Edy Can | Editor: Edy Can
JAKARTA. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akhirnya menjawab tudingan produk shampo Johnson & Johnson berbahaya. BPOM memastikan penggunaan Quaternium 15 sebagai bahan pengawet dalam produk bayi tersebut aman.
Kepala BPOM Kustantinah menjelaskan, penggunaan Quaternium dibenarkan seperti tertuang dalam Peraturan Kepala BPOM tahun 2007 tentang Bahan Kosmestik. Menurutnya, kadar penggunaan Quaternium zat yang diizinkan untuk produk shampo bayi maksimum 0,2%.
Selain itu, dia mengatakan penggunaan zat pengawet tersebut juga berlaku di 10 negara ASEAN sesuai dengan ASEAN Cosmetic Directive (ACD). Bahkan, Kustantinah mengatakan negara seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, Australia dan China juga memperbolehkan penggunaan bahan pengawet tersebut.
Hingga saat ini, BPOM mendata ada dua produk Johnson & Johnson yang terdaftar menggunakan Quaternium 15. Namun, Kustantinah mengatakan, kadar Quaternium 15 yang dipergunakan dalam produk itu hanya sebesar 0,05%. "Artinya dibawah kadar maksimal yang diizinkan," katanya kepada KONTAN, Selasa (1/11).
BPOM juga memastikan produk shampo lainnya aman. Sebab, berdasarkan hasil pengujian BPOM dalam lima tahun terakhir, kadar Quaternium-15 dalam produk shampo tidak lebih dari 0,05%. Apalagi, "Saat ini di seluruh dunia tidak ada laporan masalah serius terkait penggunaan Quaternium-15," tandasnya.
BPOM berjanji akan mengawasi pemakaian bahan pengawet tersebut. "Kami akan mengawasi secara terus menerus kosmetika yang beredar termasuk shampo bayi," ujarnya.
Seperti yang diberikan KONTAN sebelumnya, kelompok yang menamakan diri Campaign for Safe Cosmetics menghimbau Johnson & Johnson tak lagi menggunakan bahan-bahan berbahaya yang berpotensi menyebabkan kanker tersebut pada produk sampo miliknya. Menurut keterangan yang diberikan oleh koalisi kelompok kesehatan dan lingkungan, produk Johnson & Johnson mengandung dua bahan kimia yang berbahaya yakni dioxane dan quaternium-15.
Johnson & Johnson sudah membantah tudingan tersebut. Perusahaan kosmetika ini memastikan produknya aman dikonsumsi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News