kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Jawaban PGN (PGAS) Terkait Kondisi Force Majeure Pengiriman LNG ke Singapura


Senin, 13 November 2023 / 18:19 WIB
Ini Jawaban PGN (PGAS) Terkait Kondisi Force Majeure Pengiriman LNG ke Singapura
ILUSTRASI. PGN (PGAS) buka suara terkait kondisi force majeure pengiriman liquified natural gas (LNG) ke Singapura.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) buka suara terkait kondisi force majeure pengiriman liquified natural gas (LNG) ke Singapura.

Sebelumnya, emiten pelat merah ini mengumumkan kondisi force majeure alias kahar terkait pelaksanaan master LNG sale and purchase agreement dan confirmation notice (CN) dengan Gunvor Singapore Ltd selalu pembeli.

Kondisi kahar ini terjadi pada 3 November 2023. PGAS menyampaikan pemberitahuan force majeure kepada pembeli terkait pelaksanaan confirmation notice.

Dalam surat jawaban kepada Bursa Efek Indonesia, Senin (13/11),  Sekretaris Perusahaan PGAS Rachmat Hutama  menjelaskan, Master LNG Sale and Purchase Agreement (MSPA) ini berkaitan dengan pembelian dan penjualan LNG antara PGAS dan Gunvor untuk menjual kargo LNG tertentu. PGAS dan Gunvor juga telah menyepakati Confirmation Notice sebagai tindak lanjut MSPA

Pengiriman LNG berdasarkan confirmation notice dijadwalkan terjadi antara Januari 2024 hingga Desember 2027. Baik Master LNG Sale and Purchase Agreement dan confirmation notice keduanya tertanggal 23 Juni 2022.

Namun, confirmation notice menjadi efektif terhitung sejak terpenuhinya condition precedent, yaitu 30 September 2022.

Baca Juga: PGN Kerek Pemanfaatan Gas Bumi dengan Moda Pipa dan Non Pipa di Wilayah Batam

Rachmat menyebut, Master LNG Sale and Purchase Agreement dan confirmation notice mengatur bahwa PGAS akan mengirim kargo LNG ke Gunvor, dan berhak menerima pembayaran dari Gunvor atas pengiriman kargo LNG tersebut.

Dari sisi Gunvor, perjanjian ini mengatur bahwa Gunvor akan membeli, menerima pengiriman, dan melaksanakan pembayaran kepada PGAS atas kargo LNG tersebut.

Namun, terdapat kendala di luar kendali PGAS yang menyebabkan tertundanya proses novasi portofolio LNG dari Pertamina kepada PGAS. Asal tahu, akan dilaksanakan alih bisnis LNG milik Pertamina, yang saat ini merupakan holding dari PGAS, kepada PGAS.

Gunvor dan PGAS menandatangani Master LNG Sale and Purchase Agreement dan confirmation notice dengan dasar PGAS akan menjual LNG tertentu dari portofolio Pertamina kepada Gunvor.

“Karena keadaan yang tidak terduga di luar kendali PGAS, novasi portofolio LNG dari Pertamina kepada PGAS tertunda, sehingga berimbas kepada terkendalanya pengiriman kargo LNG kepada Gunvor,” terang Rachmat, Senin (13/11).

Meski demikian, pada saat tanggal pelaporan, belum terdapat dampak atas kejadian terhadap kegiatan operasional, hukum, dan kondisi keuangan PGAS. Rachmat juga menegaskan belum terdapat dampak lain atas kondisi force majeure tersebut terhadap kegiatan PGAS, termasuk tuntutan hukum terhadap PGAS.  

 

Kinerja emiten yang beken dengan nama PGN ini mengalami penurunan sepanjang sembilan bulan pertama 2023. PGAS membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 198,49 juta. Realisasi ini turun 36,07% dari realisasi laba bersih di periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 310,52 juta.

Alhasil, laba bersih per saham dasar PGAS turun menjadi US$ 0,0082 dari sebelumnya US$ 0,0128

Penurunan laba bersih ini terjadi di Tengah kenaikan pendapatan. PGAS membukukan pendapatan senilai US$ 2,69 miliar, naik tipis 1,89% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu yakni US$ 2,64 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×