Reporter: Zaskia Paramitha, Forbes.com | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Sepuluh tahun yang lalu, Anindya Novyan Bakrie (37) ditantang memulihkan Cakrawala Andalas Televisi (ANTV), salah satu stasiun televisi nasional di Indonesia, yang merupakan milik Group Bakrie.
Setelah sukses memperoleh gelar M.B.A. dari Universitas Stanford, pria yang akrab disapa Anin ini masuk dalam daftar 30 orang terkaya di Indonesia.
Sebagai putra tertua dari seorang pengusaha sekaligus politisi Abu Rizal Bakrie, Anin harus mempertahankan bisnis keluarga itu, meskipun kelihatannya sulit. Saat itu, ANTV terlilit utang senilai US$ 128 juta.
Dimulai pada tahun 2002, Anin mengirim proposal restrukturisasi kepada lebih dari 200 kreditur dan membujuk mereka melakukan konversi utang ke dalam ekuitas perusahaan. Alhasil tahun 2004 Anin berhasil memotong utang ke titik nol.
Setelah itu, Ia merancang ulang program tayangan ANTV dengan menonjolkan acara keluarga, seperti kuis, hiburan anak, dan pertandingan sepak bola. Tahun berikutnya, Anin membujuk raksasa media Rupert Murdoch membeli 20% saham ANTV senilai US$ 20 juta.
Operasi penyelamatan ANTV yang dilakukan Anin-pun berjalan lancar, saat ini ANTV berada di urutan nomor 8 dari 11 stasiun televisi nasional.
Selama menjalani pekerjaannya, Anin mengaku terinspirasi oleh sang kakek yang merupakan perintis usaha Grup Bakrie, bernama Achmad Bakrie. “Ketika saya hampir menyerah, saya ingat dahulu kakek mendirikan perusahaan ini pada zaman penjajahan Jepang,” kata Anin.
Anin memajang foto sang kakek di kantor tempat dia sehari-hari bekerja. Ia lebih memilih sebuah kantor sederhana yang terpisah dari Bakrie Tower, gedung megah tempat perusahaan induk Bakrie&Brothers berada.
Tahun 2007, Anin membeli stasiun televisi Lativi Media Karya, milik mantan menteri Tenaga Kerja, Abdul Latief yang hampir bangkrut dan dilanda kontroversi. Stasiun televisi itu kemudian berubah nama menjadi TV One dan mengambil fokus pada penayangan program berita.
Target audiens TV One adalah masyarakat kelas menengah, dan sekarang TV One berhasil menyedot jumlah penonton melebihi stasiun televisi berita yang sudah lebih dulu eksis, yaitu Metro TV.
Tak berhenti sampai di situ, Anin terus mengepakkan sayap bisnis di dunia media massa Indonesia. Tahun lalu, Anin bekerja sama dengan Erick Thohir, adik salah satu orang terkaya di Indonesia Boy Garibaldi Thohir, untuk menjalankan stasiun televisi tersebut, plus media online, Vivanews.
Anin menjabat sebagai ketua dan Erick menjabat sebagai Presiden Direktur Visi Media Asia, atau lebih dikenal dengan Group Viva. Perusahaan ini memperoleh pinjaman US$ 73 juta dengan nilai perusahaan US$ 482 juta. Sementara, Grup Bakrie menguasai sahamnya sebesar 76%.
Anin mengatakan, Grup Viva berencana mengembangkan free-to-air-television, dengan 65% pendanaan dari belanja iklan nasional senilai US$ 1,6 miliar. Nantinya, grup ini akan lebih banyak menayangkan program olahraga dengan belanja modal melebihi US$100 juta.
Menurut situs Alexa.com, Vivanews sekarang berada di peringkat ketiga sebagai situs berita terpopuler di Indonesia. Anin telah menjadi fenomena media massa. Ia memiliki saluran sendiri di situs YouTube dan mengelola blog sendiri di www.aninbakrie.com.
Anin juga tengah mengembangkan Bakrie Telecom, yang juga hampir gulung tikar 7 tahun lalu. “Saya siap menerima tantangan,” kata Anin. Bakrie Telecom saat ini merupakan perusahaan telekomunikasi terbesar ke-4 di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News