kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penyebab penjualan Sido Muncul (SIDO) sentuh Rp 1,65 triliun di semester I 2021


Senin, 02 Agustus 2021 / 17:51 WIB
Ini penyebab penjualan Sido Muncul (SIDO) sentuh Rp 1,65 triliun di semester I 2021
ILUSTRASI. Produksi Tolak Angin SIDO-Pabrik baru SIDO diclaim zero accident atau zero human error


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menyatakan penjualan produk herbal dan suplemen mendorong Perseroan mengantongi pendapatan menyentuh Rp1,65 triliun pada semester I 2021.

Leonard Wibisono, Direktur Keuangan SIDO menuturkan produk-produk yang diminati oleh pasar antara lain adalah Tolak Angin, produk Vitamin C dan E, minuman berbahan dasar jahe, Kapsul JSH, Sambiloto, dan produk suplemen lainnya. "Tidak hanya produk herbal tetapi juga suplemen yang bisa menjaga daya tahan tubuh yang banyak dicari," tuturnya kepada Kontan, Senin (2/8).

Tak hanya itu, Leonard berkata peningkatan penjualan juga didorong oleh kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan dan meningkatkan imunitas tubuh dalam menghadapi pandemi Covid-19. Tingginya kasus kematian dan fase gelombang Covid-19 yang memasuki waktu dua tahun ini turut membuat masyarakat mengkonsumsi produk herbal dan suplemen.

Sebagai informasi, pada semester I 2021 ini, penjualan produsen jamu terbesar di Indonesia itu mengalami kenaikan 13,36% menjadi Rp 1,65 triliun.

Segmen penjualan jamu herbal dan suplemen masih menjadi kontributor terbesar hingga 64,14% atau setara Rp 1,06 triliun. Adapun jumlah ini juga meningkat dari semester I tahun lalu yang tercatat Rp 923,2 miliar. Dengan kata lain, segmen jamu herbal dan suplemen mengalami pertumbuhan 14,98% yoy. 

Baca Juga: Siap-siap, Sido Muncul (SIDO) akan membagikan 227,25 juta saham bonus

Adapun segmen makanan dan farmasi berkontribusi hingga Rp 526,24 miliar. Capaian ini juga lebih baik 12,17% dibanding periode yang sama tahun 2020 yang tercatat Rp 469,16 miliar. Segmen farmasi berkontribusi paling mini, yakni Rp 67,10 miliar. Kontribusinya juga menurun tipis 0,38% yoy dari semester I tahun 2020 yang tercatat Rp 67,35 miliar. 

Sementara laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tumbuh 21,32% menjadi sekitar Rp 502 miliar. Melihat pencapaian ini, SIDO optimistis target total penjualan dapat bertumbuh di atas 10% dengan target laba bersih bisa tumbuh di atas 15% hingga akhir tahun 2021.

"Kami melihat tren ini tetap akan bertahan ke depannya, meskipun pandemi mereda atau berakhir nanti. Hal ini dikarenakan konsumen telah menyadari dan merasakan manfaat yang besar memiliki imunitas tubuh yang kuat dan sehat. Dengan begitu, konsumsi produk herbal dan produk kesehatan lainnya akan tetap dilakukan," ujarnya.

 

Leonardo menambahkan pula ke depannya akan terus mendengarkan permintaan masyarakat dan meluncurkan berbagai produk-produk herbal dan suplemen kesehatan ke pasar dengan berbagai rentang harga yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Dengan begitu, lanjutnya, imunitas masyarakat bisa semakin kuat dan Indonesia dapat segera melalui pandemi. Di sisi lain, Leonardo turut menjabarkan bila pemulihan ekonomi yang masih berjalan dan daya beli yang masih rendah menjadi tantangan untuk melakukan ekspansi.

"Tantangan ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja tetapi juga global. Untuk melakukan ekspansi di tengah kondisi yang sulit ini, kami harus melakukan berbagai perhitungan dan strategi yang matang agar hasilnya sesuai target," tutupnya.

Selanjutnya: Sejumlah ekspansi bakal kerek prospek saham Sido Muncul (SIDO) di semester 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×