kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,22   -10,30   -1.10%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penyebab Pertamina dan ENI pisah dalam menggarap green refinery


Rabu, 29 Januari 2020 / 14:24 WIB
Ini penyebab Pertamina dan ENI pisah dalam menggarap green refinery
ILUSTRASI. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati (kiri) mengungkapkan alasan Pertamina dan ENI tak lagi kerjasama garap proyek green refinery Plaju


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) dan ENI, perusahaan migas Italia, akhirnya tidak lagi melanjutkan kerjasama pada proyek kilang hijau (green refinery) Plaju, Sumatra Selatan.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (29/1). "Awalnya kerjasama dengan ENI sebagai mitigasi resiko teknis sebab dia terbukti sejak 2004, tapi dalam perjalanan ada penolakan di bank CPO kami di Eropa," jelas dia.

Nicke melanjutkan, akibat penolakan ENI menjadi ragu karena perusahaan tersebut berkewajiban menerapkan standar sertifikat internasional. Sertifikat ini sendiri belum dimiliki oleh sebagian besar produsen CPO yang menyuplai bagi Pertamina.

Baca Juga: Kementerian ESDM proyeksikan lifting minyak alami penurunan di 2024

Penolakan ini mengakibatkan proses pengolahan CPO Pertamina pada kilang milik ENI di Milan urung dilakukan. Kedua belah pihak akhirnya memutuskan melakukan pengolahan pada Kilang Pertamina di Plaju.

Selain itu, Nicke mengungkapkan, ENI juga mendapatkan teguran dari pemerintah Italia untuk bentuk investasi yang dilakukan di Indonesia. "ENI juga dapat teguran dari pemerintah walaupun investasinya di Indonesia tapi tetap dilarang juga," jelas Nicke.




TERBARU

[X]
×