Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Ketua Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi), Eddy Ganefo, mengemukakan, segala upaya akan dilakukan untuk menggenjot pasokan dan penyerapan rumah di tahun ular air ini.
"Pembangunan dan penjualan rumah ditargetkan sebanyak-banyaknya, sehingga kalau tahun 2014 properti tidak bagus, kami sudah antisipasi. Kami harapkan tidak ada lagi penandatanganan KPR yang ditunda-tunda," ujar Eddy, Minggu (10/2/2013)).
Harga rumah komersial diprediksi mengalami kenaikan 5-10%, mengikuti rencana kenaikan tarif listrik. Senada dengan itu, berdasarkan data Konsultan Properti Colliers International, kompetisi dalam penyerapan apartemen akan lebih intensif selama dua tahun mendatang.
Meningkatnya permintaan dari penghuni maupun investor akan mendorong kenaikan harga tahun ini. Kenaikan harga apartemen diprediksi rata-rata 11%, sedangkan di kawasan pusat bisnis bisa mencapai 22%.
Tahun 2013, harga rata-rata apartemen di Jakarta diprediksi naik dari Rp 19,57 juta per meter persegi (m2) menjadi Rp 21,72 juta per m2. Harga jual apartemen di kawasan pusat bisnis (CBD) Jakarta pada tahun 2013 masih tertinggi, yakni naik dari rata-rata Rp 29,81 juta per m2 menjadi Rp 36,36 juta per m2.
Di Jakarta Selatan, harga jual apartemen tahun ini diprediksi naik dari Rp 25,16 juta per m2 menjadi Rp 20,71 juta per m2. (Brigita Maria Lukita/Kompac.om)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News