Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. PT Barata Indonesia sudah bersiap-siap untuk ekspansi tahun depan. Sumber ekspansi perusahaan pelat merah ini, tentu saja dari penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 500 miliar. PMN untuk Barata tahun ini sudah dianggarkan APBN-P 2016 dan segera dicairkan di penghujung tahun ini.
Direktur Utama PT Barata Indonesia, Silmy Karim mengatakan akan menggunakan dana tersebut untuk tiga proyek. Pertama, dana Rp 100 miliar untuk ekspansi industri Agro Rp 100 miliar.
Kedua, dana sebesar Rp 200 miliar untuk peningkatan kapasitas foundry (pengecoran logam) dan ketiga dana sebesar Rp 200 miliar untuk pabrik komponen pembangkit listrik. "Dana cair 31 Desember ini dan semua proyek kita mulai di kuartal pertama 2017," kata Silmy saat dihubungi KONTAN Rabu (28/12).
Menurut Silmy, saat ini dana PMN masih dalam proses di Kementerian Keuangan. Info terakhir, hari ini (29/12) sudah ada tanda tangan dari Presiden dan akan dilanjutkan proses penomoran dan otentikasi di Kementerian Hukum dan HAM dan terakhir ke Kementrian Keuangan untuk pencairan.
Selanjutnya untuk ekspansi industri Agro, perusahaan pelat merah ini akan menambah kemampuan untuk membuat mesin kemampuan produksi mesin pabrik etanol milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) 10 dan pabrik gula dengan proyek PTPN 9, PTPN 10 dan PTPN 11.
Sedangkan pabrik foundry akan ada penambahan kapasitas yang lokasinya berada di Gresik, Jawa Timur. Dengan kapasitas awal dari 10.800 ton per tahun Menjadi 21.000 ton per tahun.
Sedangkan untuk pabrik komponen listrik rencananya akan memproduksi boiler, turbin, gear, boiler, transformer dan lain sebagainya. Untuk kapasitas pihaknya belum bisa membeberkan. Yang jelas akan semua akan mengacu pemesanan per proyek.
Dari catatan KONTAN, lokkasi pembangunan pabrik komponen pembangkit listrik tersebut akan berada di Gresik dengan luas lahan yang dimiliki awal sebesar 7 hektar. Dalam listrik, nantinya komponen akan disuplai ke PLN. Barata Indonesia akan menyediakan komponen bersama dengan perusahaan lain seperti Siemens, WARTSILA, General Electric dan Mitsubishi Hitachi. Dan sisanya akan diekspor melalui partner.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News