Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kebutuhan batubara domestik yang tinggi menjadi katalis positif bagi kinerja PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI). Akibatnya, pendapatan sewa berjangka mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 253%.
Imelda Agustina Kiagoes, Sekretaris Perusahaan PSSI menyebutkan pihaknya ada beberapa katalis positif yang mendorong pertumbuhan kinerja tersebut. "Karena kebutuhan batubara masih tinggi terutama untuk keperluan domestik, smelter, dan PLTU," ujarnya kepada kontan.co.id, Kamis (28/11).
Baca Juga: Awal kuartal IV, Pelita Samudera Shipping (PSSI) raih pertumbuhan positif
Hal tersebut berujung pada terdongkraknya utilitas perseroan yang mana per Oktober untuk kapal tunda dan tongkang mencatatkan utilitas 94%. Capaian tersebut meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu 93,11%.
Kemudian, untuk utilitas Floating Loading Facility (FLF) ia sebutkan 78,41% yang mana pada periode yang sama tahun lalu mencatatkan utilitas 60%. Imelda melanjutkan untuk pertumbuhan utilitas tersebut tak lepas dari upaya perseroan dengan menjual 1 unit FLF.
Dari sana, pendapatan sewa berjangka mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 253% per 31 Oktober 2019 yang berkontribusi pada kenaikan pendapatan perseroan sebesar 22% menjadi US$ 62,7 juta dari US$ 51,3 juta per 31 Oktober 2018. Kenaikan Pendapatan Sewa Berjangka tertinggi dari segmen MV diikuti segmen Floating Loading Facility (FLF) dan kapal tunda dan tongkang.
Baca Juga: Laba Pelita Samudera Shipping (PSSI) tergerus 40,72% hingga kuartal III 2019
Peningkatan tersebut sejalan dengan kebutuhan batubara di Indonesia khususnya pada sektor pembangkit listrik. Berdasarkan catatan kontan.co.id, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN dan Independent Power Producer (IPP) sudah menyerap 72 juta ton batubara sepanjang Kuartal III-2019. Jumlah itu setara dengan 75% dari pemenuhan batubara untuk kelistrikan tahun ini yang dipatok sebesar 96 juta metrik ton.
Dari sana, emiten dengan kode saham PSSI ini mencatatkan laba bersih US$ 9,2 juta. Capaian tersebut turun 19% dibandingkan periode yang sama tahun lalu akibat tahun lalu pihaknya mencatatkan keuntungan penjualan 1 FLF di September 2018 sebesar US$ 7,6 juta.
Berdasarkan progres tersebut, pihaknya optmis dapat mencapai target tahun ini. Asal tahu saja, pihaknya membidik pertumbuhan organik 20% hingga 25% sepanjang tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News