kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini sebabnya otomotif RI masih kalah dari tetangga


Sabtu, 29 Oktober 2016 / 14:59 WIB
Ini sebabnya otomotif RI masih kalah dari tetangga


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

BANDUNG. Perkembangan industri otomotif Indonesia masih kalah dibandingkan dengan Thailand dan Malaysia. Di saat kedua negara tersebut sudah mulai mengembangkan eco car dan ke arah produksi mobil hybrid, sedangkan Indonesia masih berkutat di produksi mobil low cost and green car (LCGC).

Presiden Indonesia Automotive Institute (IAI) I Made Dana Tangkas mengatakan,‎ kondisi ini perlu menjadi perhatian pemerintah dengan membuat arah kebijakan dan road map yang jelas kedepannya. Terutama di sektor sumber daya manusianya (SDM).

“Kalau mau mandiri di industri otomotif, SDM harus dipintarkan, keterampilannya ditingkatkan, tidak hanya soal produksi tapi juga teknik hingga desain," kata Made Dana, Jumat (28/10).

Menurutnya, SDM menjadi faktor utama menunjang perkembangan otomotif. Malaysia saja, kata dia, sudah sejak 2010 membuat institusi untuk mengembangkan SDM-nya.

“Kita harus lihat ke depan bagaimana perkembangan otomotif yang diikuti dengan perkembangan yang mendasar bagi para pelakunya, termasuk SDM, dan juga produk dan teknologi yang dikembangkan di dalamnya,” tambahnya.

Hal senada diungkapkan Sekjen Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) Hadi. Menurutnya, untuk mengembangkan industri otomotif dalam negeri, pemerintah juga harus membuat kebijakan yang mendukung industri komponen otomotif dalam negeri untuk mengurangi impor.

Misalnya saja memberikan kemudahan pajak untuk‎ industri komponen otomotif,  untuk industri karet dan plastik. Sebab keduanya itu juga digunakan sebagai bahan baku komponen otomotif.

Dengan begitu semua sektor yang mendukung industri otomotif bisa membuat industri ini berkembang. “Jadi ada roadmad industri dan produknya, sampai bahan bakunya juga,” harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×