kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Sederet PR Pemerintah untuk Mendorong Masyarakat Beralih ke Kendaraan Listrik


Senin, 04 April 2022 / 15:11 WIB
Ini Sederet PR Pemerintah untuk Mendorong Masyarakat Beralih ke Kendaraan Listrik
ILUSTRASI. Mobil Hyundai Ioniq 5 usai peluncuran di IIMS Hybrid 2022 di JiExpo Kemayoran, Jakarta Utara, Kamis (31/3/2022).


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

Dalam hal ini, pemerintah harus memberikan dukungan penuh kepada PLN dalam menyiapkan tempat pengisian daya listrik seperti yang sudah BUMN tersebut lakukan dengan layanan home charging dan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

Terbaru, PLN sudah menyiapkan SPKLU Ultra Fast Charging pertama di Indonesia, di Central Parkir ITDC Nusa Dua, Bali yang diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 25 Maret 2022 lalu. Fasilitas pengisian daya kendaraan listrik super cepat ini disiapkan untuk mendukung gelaran KTT G20 di Pulau Dewata. "Pengadaan home charging di rumah konsumen yang memiliki kendaraan listrik (mobil, motor) bahkan di- pool kendaraan komersial dengan prosedur yang sederhana," ungkap Bebin.

Meski demikian, Bebin mengapresiasi upaya pemerintah bersama PLN untuk mendorong ekosistem kendaraan listrik ini. Hanya saja dibutuhkan lebih banyak tempat pengisian daya seperti SPKLU agar masyarakat semakin yakin untuk beralih ke kendaraan yang lebih ramah lingkungan tersebut. "Untuk tarif listrik sudah murah. Penyebaran (SPKLU) masih perlu di banyak tempat seperti hotel, cafe, mal, rumah sakit, pompa bensin, parkir umum dan lain-lain," ujarnya.

Tak cuma dari sisi pengisian daya, Bebin juga mengingatkan pemerintah untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang andal dalam menangani perawatan dan perbaikan kendaraan listrik. Sebab, dengan semakin masifnya peralihan kendaraan berbahan bahan fosil dan kendaraan listrik nantinya maka akan membutuhkan kesiapan SDM yang mumpuni.

"Perlu dipikirkan bengkel yang ada sekarang harus beralih dari perbaikan mekanis ke pengetahuan kelistrikan untuk segi pemeliharaan dan perbaikan. Perubahan diperlukan untuk move on," tutur Bebin.

Sementara itu, dari sisi manfaat, dia mengatakan akan banyak keuntungan yang akan didapatkan masyarakat jika mau beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik. Salah satunya, masyarakat bisa hemat biaya pembelian bahan bakar kendaraan. "Yang secara langsung akan dirasakan masyarakat adalah biaya per kilometer yang turun drastis lebih dari 705, belum lagi dibebaskan dari rutinitas pemeliharaan atau tidak service rutin," ucapnya. 

Sebagai gambaran, dengan 1 liter BBM seharga Rp 12.500 dengan jarak tempuh 10 km. Sedangkan dengan menggunakan mobil listrik membutuhkan bahan bakar 1,5 kWh senilai Rp 2.166 mobil listrik dengan jarak tempuh 10 km. "Untuk kebutuhan charging harga di negara kita sudah murah. Tinggal kemudahan sarana dan prasarana saja yang perlu ditingkatkan," tutup dia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×