kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini strategi industri tekstil untuk optimalisasi pasar


Rabu, 05 September 2018 / 12:42 WIB
Ini strategi industri tekstil untuk optimalisasi pasar
ILUSTRASI. INDUSTRI TEKSTIL


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) sebagai asosiasi yang menaungi para pelaku usaha di bidang tekstil kembali mengadakan Dialog Tekstil Nasional yang bertujuan untuk meningkatkan sekaligus mengoptimalisasikan produk tekstil Indonesia.

Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia merupakan salah satu industri manufaktur nasional yang strategis dalam perekonomian Indonesia, karena kontribusinya terhadap 2 (dua) kepentingan nasional.

Pertama di bidang sosial, melalui penyerapan tenaga kerja dan membuka lapangan kerja. Kedua pada bidang ekonomi, yaitu menghasilkan nett devisa ekspor sebesar lebih dari 3 miliar dolar AS setiap tahunnya.

Sampai akhir tahun 2017, industri tekstil menyumbang $12,54 miliar dan berpotensi meningkat ke angka $20 miliar. Kontribusi ini berada di peringkat ke-3 setelah produk sawit sebesar $22,9 miliar dan sektor pariwisata sebesar $20 miliar.

"Industri tekstil sendiri merupakan industri prioritas pemerintah yang diharapkan dapat meningkatkan ekspor Indonesia ke mancanegara. Meski begitu, tren ekspor TPT saat ini cenderung stagnan atau menurun," ujar Ade Sudrajat, Ketua Umum API, dalam siaran persnya, Rabu (5/9)

Dengan masih dominannya China dalam pasar tekstil global dan ketatnya persaingan dengan negara-negara lain di asia tenggara seperti Vietnam, banyak sekali pekerjaan rumah yang harus dibenahi oleh pemerintah dan para pelaku usaha.

Beberapa permasalahan inti seperti pengaturan impor ilegal barang jadi yang menghambat pertum?buhan produk dalam negeri, pengaturan kebijakan bahan baku yang menghambat laju pertumbuhan produk tekstil Indonesia di kancah internasional dan perluasan pasar global menjadi fokus pembicaraan di sisi perdagangan pada pertemuan kali ini.

"Posisi Indonesia terhadap pasar tekstil global hingga saat ini baru sebesar 2%, jauh lebih kecil dibandingkan China yang menempati posisi pertama di angka 30%," lanjutnya.

Tantangan seputar ketenagakerjaan dan inflasi yang terjadi di China merupakan kesempatan bagi negara-negara seperti Indonesia untuk dapat meningkatkan kontribusinya di pasar global. API berharap bisa mendorong kinerja para pelaku usaha untuk terus meningkatkan kontribusi tersebut melalui sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×