kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini strategi Pyridam Farma (PYFA) untuk capai target kinerja di tahun 2020


Rabu, 20 Mei 2020 / 13:09 WIB
Ini strategi Pyridam Farma (PYFA) untuk capai target kinerja di tahun 2020
ILUSTRASI. Pyridam Farma


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mencapai target kinerja di tahun ini. 

Asal tahu saja, perusahaan menargetkan pendapatan dan laba bersih di akhir 2020 bisa tumbuh masing-masing 5%. Sekretaris Perusahaan PYFA Ryan Arvin Sutikno menjelaskan, beberapa usaha yang akan dilakukan perusahaan adalah dengan meluncurkan produk baru sebanyak 5-10 produk.

"Kemudian mengembangkan produk baru yang lebih inovatif, ikut serta dalam penyediaan obat untuk produk JKN, meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam segala bidang," kata dia kepada Kontan.co.id, beberapa waktu yang lalu.

Baca Juga: Tak bagi dividen, Pyridam Farma (PYFA) menahan laba tahun lalu

Target pertumbuhan yang dipatok PYFA berlandaskan pada pertumbuhan positif yang ditorehkannya di sepanjang tiga bulan pertama di tahun ini.  

Ryan memaparkan, pada kuartal I-2020, PYFA mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 79,04 miliar atau naik 23,84% dari tahun sebelumnya Rp 63,82 miliar. Sementara itu, laba bersih perusahaan juga tercatat melesat 131,55% menjadi Rp 4,37 miliar. 

Meski kinerja tumbuh positif, manajemen PYFA menjelaskan pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia bahwa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa wilayah di Indonesia akan berdampak pada penurunan pendapatan.

Baca Juga: Kuartal I 2020, penjualan Pyramid Farma (PYFA) naik 23%

Selain penjualan yang turun, PSBB juga diprediksi bakal meningkatkan biaya produksi karena keterbatasan persediaan bahan baku dan kenaikan nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah. 

Adapun produktivitas pemasaran juga menurun karena promosi tidak dapat dilakukan dengan maksimal dikarenakan banyak praktek dokter pribadi yang tutup dan tidak menerima pasien. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×