Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
Lantas, untuk dapat memperoleh pendanaan dari lembaga keuangan global, setiap proyek EBT harus layak secara finansial dan memiliki risiko yang dapat dikelola dan dimitigasi pengembangnya. Pihak sponsor pendukung juga harus memiliki kemampuan teknis dan finansial untuk melaksanakan proyek tersebut.
“Lembaga-lembaga pembiayaan akan menilai ini sebelum memutuskan memberikan pendanaan proyek EBT. Dalam hal ini, kebijakan dan regulasi pemerintah juga masuk dalam penilaian,” papar Fabby.
Lebih lanjut, jika mendapatkan pendanaan dari lembaga global, maka reputasi sponsor dan investor yang mengembangkan EBT akan meningkat. Begitu pula dengan proyek EBT yang digarapnya.
Baca Juga: Emiten EBT optimistis opsi pendanaan untuk proyek pembangkit energi hijau melimpah
Reputasi ini penting untuk dimiliki karena akan menentukan nasib pendanaan proyek-proyek EBT selanjutnya di masa depan.
Fabby juga menilai, untuk saat ini beberapa proyek EBT tanah air masih menemui kesulitan dalam meraih pendanaan dari lembaga keuangan global.
Penyebabnya pun beragam. Mulai dari kualitas proyek EBT yang tidak memenuhi syarat atau nilai proyek yang terlalu kecil, kemampuan sponsor untuk menyediakan kapital dan eksekusi proyek yang rendah, ketidakmampuan menerapkan standar ESG sesuai ketetapan lembaga-lembaga keuangan global, hingga kebijakan dan regulasi pemerintah yang kurang mendukung untuk dilakukannya project finance
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News